src="https://ajax.googlelapis.com/ajax/libs/jquery/1.8.3/jquery.min.js"type="text/javascript">

Friday, December 26, 2008

Di balik Layar...

Pekerjaan sebagai accounting di my new second home ini memberiku sejuta warna setiap harinya. Walau hanya dibalik layar, tapi aku bisa merasakan apa yang terjadi di luar sana. Mungkin inilah maksud Allah memberiku kemampuan hanya sebagai accounting. Karena hatiku begitu rapuh melihat kesedihan dan penderitaan. Aku takkan mungkin sekuat teman2 perawat dan dokter, yang setiap hari musti berhadapan dengan berbagai macam bentuk penyakit. Karena itu cukuplah aku ada dibalik layar ini. Dengan hati yang tetap merasa perih saat menduga2 perasaan pasien dan keluarganya menghadapi cobaan sakitnya.
Setiap hari, saat harus mengalokasikan pendapatan dan biaya rumah sakit, airmata selalu mengambang di pelupuk mata. Ketika melihat total biaya yang demikian besar yang harus dibayar oleh pasien, aku selalu berdoa semoga mereka diberi keluasan rejeki dan limpahan kesabaran. Aku berharap mereka dapat segera kembali sehat. Dan ketika mendapati biaya kain kafan pada rincian biaya pasien, dalam hati aku menangis. Tak sanggup membayangkan kesedihan keluarga yang ditinggalkan. Dan dibalik layar ini, aku hanya bisa mengirimkan doa semoga jalannya dilapangkan oleh Allah dan keluarganya diberi keikhlasan.
Ya Rabb..di setiap detik yang hamba lalui selalu Kau perlihatkan hikmah yang dapat hamba pelajari. Di tempat baru ini, tak henti2 hamba mensyukuri segala nikmat yang Engkau berikan untuk hamba. Di tempat baru ini, hamba dapat lebih menundukkan diri, menyadari kebesaranMu. Bahwa manusia tak ada apa-apanya di muka bumi ini. Dan di balik layar ini, tak henti2 pula hamba mengingatMu. Memohon ampunanmu..dan menitipkan setiap jiwa yang hamba cintai karenaMu hanya KepadaMu...

5 comments:

Anonymous said...

Saya mengaminkan setiap doa yang ada di balik layar ... saya juga mengambil jurusan accounting, dan ingin bekerja di balik layar :)

nugroho putu said...

jadi lebih sering dzikrul maut, dik;
seorang yang sering berinteraksi dengan kematian dan bisa mangambil hikmah-nya... dia akan lebih memahami kehidupan;

selamat belajar, dik... dari belakang layar.

Ruri Vidya said...

*Mbak Rindu* Makasih udah mampir en comment di blog ini :).Yup, di balik layar qta malah bisa menyaksikan dan merasakan banyak hal.Hehe..memang setiap detik manusia itu sebenarnya penuh hikmah ya..Btw,seneng banget Rindu ga berhenti nulis diblog.Ur my fave..:)
*Mas Nunu* Makasih mas.Moga2 aq jadi makin pinter memahami hidup ya?Ga melulu mikirin kesedihan diri sendiri..hehe..salam buat semua keluarga ya?Maaf, aku belum sempat urun posting diblog qta lagi..

Anonymous said...

semoga betah di tempat baru...
tentang kuat dan tidak, mungkin kau lebih kuat dari kami.
mungkin hati kami sudah beku karena terlalu sering melihat kesakitan, kesedihan, bahkan kematian.
tapi mungkin itu pula proses adaptasi yang diberikan Tuhan.
atau tidak? entah.

Ruri Vidya said...

*Mas Yus" Duh..eneng banget mas mau mampir en kasih komen di blog ini. Mas dokter Yusuf ini salah seorang guru buatku.Tulisan2nya inspiratif sekali. Matur Nuwun ya,mas..:)