Mungkin tahun ini adalah peringatan hari lahir yang termenye-menye. Setelah bertahun-tahun terlewati tanpa banyak insiden mellow, tahun ini sepertinya saya gagal untuk menjadi tegar. Entahlah, mungkin ini efek drama korea yang kembali saya gilai sejak dua minggu belakangan ini #Mencarikambinghitam :D.
Sebenarnya di usia yang seharusnya sudah memiliki 2 anak ini, saya masih tetap merasa (sok) muda. Merasa hepi dan selalu bersyukur dengan apa yang saya miliki. Keluarga, sahabat, teman-teman dan pekerjaan...semuanya terbaik. Walo kadang ada juga cobaan, tapi selalu ada pertolongan dari Allah. Alhamdulillah...I Love Allah...
Lalu apa yang membuat mellow??
Btw, baca postingan saya sebelumnya ga? Soal saya yang tengah diuji dengan perasaan jatuh cinta. Yup..seperti dulu, saya bodoh sekali untuk urusan ini. yah...saya pernah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyimpan perasaan, lalu berusaha menghilangkannya. Hingga akhirnya, saya bisa tersenyum dan berkata "saya dan dia memang ga berjodoh".
Dan ketika menyadari perasaan itu datang lagi, saya menjadi sangat ketakutan. Saya takut bukan dia orangnya yang akan menjadi jodoh saya. Saya takut akan kembali menjadi bodoh dan menghabiskan waktu bertahun-tahun lagi untuk menghapusnya.
Dia...orang yang sempurna di mata saya. Bukan karena tak memiliki kekurangan. Tapi, karena semua yang saya tau tentangnya sejak awal membuat saya selalu ingat pada Allah. Awalnya, saya hanya jatuh cinta pada Ibunya sejak pertemuan pertama. Saya suka mendengar cerita-cerita beliau, terutama tentang anak bungsunya. Tentang kerja keras anaknya, tentang kesholehan anaknya. Ahh...sungguh saat itu, saya ingin kelak mama seperti beliau. Saya ingin bisa memuliakan mama, menyenangkan hati mama seperti si anak bungsu Ibu hebat itu. Berikutnya, lewat cerita-cerita mama, rasa kagum dan sayang makin mengalir untuk beliau. Hingga, dp dari aplikasi messenger sang anak makin memantapkan hati saya untuk berani mengenalnya. Dp langit langit masjid Al Akbar...status promo aksesoris mobil...semuanya tak akan pernah saya lupakan.
Awalnya, saya hanya ingin mengenalnya..ingin berteman dan belajar banyak bagaimana caranya bisa sukses didunia. *Sukses menurut saya adalah ketika orang tua kita ridho dengan diri kita. Karena Ridho orang tua=ridho Allah*. Dan semakin mengenalnya, saya pun makin terbawa perasaan kagum... :(
Seorang teman mengatakan, cukup nyatakan saja perasaanmu. Ketika kamu tau perasaannya tak sama dengan perasaanmu, maka akan mudah bagimu untuk melupakannya dan membuka hati untuk orang lain. Tapi, buat saya itu tak mungkin. Bukan sekedar karena saya wanita. Tapi karena dalam lubuk hati terdalam, saya ingin tetap selalu menjadi bagian hidupnya..walo hanya sekedar menjadi teman, seperti niat awal ketika saya mengenalnya. Dan bila saya menyatakan, bisa dipastikan hubungan baik itu akan hancur. Dan bisa saja itu mempengaruhi hubungan kedua orang tua dan keluarga kami yang terjalin sangat baik sejak saya dan dia belum lahir. Saya juga ga akan bisa "menimba ilmu" lagi dengan Ibu hebatnya :((
Lalu...apa hubungannya dia dengan mellow di hari lahir saya? Apa saya berharap dia yang jadi jodoh saya?
Ga gitu juga sih. Sejak tau bahwa kehadiran saya dalam hidupnya justru membuat dia melakukan hal yang tak disukai Allah, saya memutuskan untuk menjauh darinya. I Love Him because Allah. Jadi, ketika saya justru membawanya jauh dari surga...saya mulai belajar menyayangi dalam diam. Walo saya akui, sangat sulit menjauh ketika rasa sayang sudah mengakar demikian kuatnya.
Karena walo saya tau..Allah akan selalu menjaganya, tapi tetap aja kepo ini susah ditahan. Selalu pengen tau, dia lagi apa...sehat kah..senang kah? Suer...nahan perasaan kayak gini sakit banget lho...
Kamu aneh...padahal belum pernah ketemu langsung kenapa bisa sampe segitunya sih. Yang udah berani datang ke rumah pengen kenal lebih dekat..malah ditolak, begitu protes teman saya. Saya juga ga tau...kalo saya sudah demikian parah anehnya :D.
Teus kenapa kok milad tahun ini mellow? Udah jangan muter-muter lagi ceritanya...:D
Itu..karena eh karena, saya tetiba berhitung. Yap..saya berhitung usia. Di usia saya sekarang, saya belum menikah. Lalu kapan saya akan punya anak? Kalo saya punya anak di usia tua, apa saya diberi waktu melihat anak saya menikah, dan punya anak? :(. Bila hingga akhir hayat saya tidak dipertemukan jodoh, tidak punya anak...lalu siapa yang kelak akan mendoakan saya? Siapa yang akan menggantikan saya mendoakan mama, bapak, mbah, emak, kakek, nenek, dan smua kerabat yang sudah mendahului? Ahh..saya seperti orang yang ga ngerti agama ya, yang ga percaya sama ketentuan Allah. Saya tau, seharusnya saya tak boleh berpikir seperti itu. Mungkin Allah ingin saya terus memantaskan diri, agar kelak bisa menjadi istri dan ibu yang baik. Duh..kalo saya jadi wanita yang mellow terus..kasian suami dan anak saya kelak ya :D
Buat siapa aja yang baca curcol ga penting ini, mohon dimaafkan yaa...smoga bisa dijadikan pelajaran bersama juga, untuk memahami bahwa si single yang terlihat super cuek terkadang bisa mellow juga. Jadi jangan suka mencecar dengan pertanyaan Kapan Nikah? :D
Mohon doanya juga ya..smoga semua doa di hari milad saya kemarin diijabahi Allah. Smoga saya bisa jadi wanita shalihah. Bisa terus memantaskan diri menjadi hambaNya yang terbaik, menjadi anak dan saudara yang baik, menjadi teman dan pegawai yang baik, hingga kelak bisa menjadi istri dan ibu yang baik juga. Minta doanya..bila saya dan dia tak berjodoh, perasaan saya bisa bener2 ikhlas menjadi temannya saja. Dan smoga jodoh saya sebenernya bisa segera didekatkan :)