tag:blogger.com,1999:blog-38202073762675114722024-03-14T23:36:27.536+07:00My Beautiful Life"Hendaknya kita menyadari bahwa musibah yang menimpa kita bukanlah untuk memusnahkan kita, sesungguhnya kehadiran musibah tersebut hanyalah untuk menguji sampai dimanakah kesabaran kita"(Ibnu Qayyim).
Roda kehidupan tak pernah berhenti berputar. Setiap manusia selalu mengalami perputarannya. Saat duka menghampiri, janganlah bersedih..yakinlah bahwa bahagia akan segera menghampirimu. Sesungguhnya kehidupan ini selalu indah bila kita pandai bersyukur dan mencari hikmah dalam setiap kejadian.Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.comBlogger103125tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-61452208990640264572022-04-01T00:00:00.001+07:002022-04-02T13:58:03.715+07:00NEW JOURNEY "My Life is Beautiful"<p> Assalamu'alaikum, Beautiful Reader...💖</p><p>Kalo dilihat dari postingan terakhir di tahun 2016...ternyata udah 6 tahun ya blog ini vakum. Bukan berarti saya ga punya cerita tentang "My Beautiful Life"..tapi karena tahun 2016 - 2019 saya terdistraksi dengan cerita cinta "Just Non Sense" 😂, sehingga banyak tulisan yang ga tuntas di draft atau sengaja ga saya publish karena unfaedah. Btw, Saat ini ketika menuliskan soal "Just Non Sense" saya sudah bisa ketawa geli sendiri mengingat ketidaklogisan saya saat itu. Pdahal di masa 2016-2019 itu saya sangat super duper mellow kalo melihat segala sesuatu bertema "Love".</p><p>😅😅😅😅</p><p>But NOW....ijinkan saya mulai menulis lagi tentang "My Beautiful Life"...yang bermula di Bulan April 2019..ketika semua do'a, mimpi dan harapan saya diwujudkan Allah SWT satu persatu.</p><p>Lanjut di postingan berikutnya yaaa.....</p>Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/17907701137614504782noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-3735199281526668382016-08-21T22:05:00.002+07:002016-08-21T22:26:40.859+07:00Milad Mellow...Mungkin tahun ini adalah peringatan hari lahir yang termenye-menye. Setelah bertahun-tahun terlewati tanpa banyak insiden mellow, tahun ini sepertinya saya gagal untuk menjadi tegar. Entahlah, mungkin ini efek drama korea yang kembali saya gilai sejak dua minggu belakangan ini #Mencarikambinghitam :D.
Sebenarnya di usia yang seharusnya sudah memiliki 2 anak ini, saya masih tetap merasa (sok) muda. Merasa hepi dan selalu bersyukur dengan apa yang saya miliki. Keluarga, sahabat, teman-teman dan pekerjaan...semuanya terbaik. Walo kadang ada juga cobaan, tapi selalu ada pertolongan dari Allah. Alhamdulillah...I Love Allah...
Lalu apa yang membuat mellow??
Btw, baca postingan saya sebelumnya ga? Soal saya yang tengah diuji dengan perasaan jatuh cinta. Yup..seperti dulu, saya bodoh sekali untuk urusan ini. yah...saya pernah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyimpan perasaan, lalu berusaha menghilangkannya. Hingga akhirnya, saya bisa tersenyum dan berkata "saya dan dia memang ga berjodoh".
Dan ketika menyadari perasaan itu datang lagi, saya menjadi sangat ketakutan. Saya takut bukan dia orangnya yang akan menjadi jodoh saya. Saya takut akan kembali menjadi bodoh dan menghabiskan waktu bertahun-tahun lagi untuk menghapusnya.
Dia...orang yang sempurna di mata saya. Bukan karena tak memiliki kekurangan. Tapi, karena semua yang saya tau tentangnya sejak awal membuat saya selalu ingat pada Allah. Awalnya, saya hanya jatuh cinta pada Ibunya sejak pertemuan pertama. Saya suka mendengar cerita-cerita beliau, terutama tentang anak bungsunya. Tentang kerja keras anaknya, tentang kesholehan anaknya. Ahh...sungguh saat itu, saya ingin kelak mama seperti beliau. Saya ingin bisa memuliakan mama, menyenangkan hati mama seperti si anak bungsu Ibu hebat itu. Berikutnya, lewat cerita-cerita mama, rasa kagum dan sayang makin mengalir untuk beliau. Hingga, dp dari aplikasi messenger sang anak makin memantapkan hati saya untuk berani mengenalnya. Dp langit langit masjid Al Akbar...status promo aksesoris mobil...semuanya tak akan pernah saya lupakan.
Awalnya, saya hanya ingin mengenalnya..ingin berteman dan belajar banyak bagaimana caranya bisa sukses didunia. *Sukses menurut saya adalah ketika orang tua kita ridho dengan diri kita. Karena Ridho orang tua=ridho Allah*. Dan semakin mengenalnya, saya pun makin terbawa perasaan kagum... :(
Seorang teman mengatakan, cukup nyatakan saja perasaanmu. Ketika kamu tau perasaannya tak sama dengan perasaanmu, maka akan mudah bagimu untuk melupakannya dan membuka hati untuk orang lain. Tapi, buat saya itu tak mungkin. Bukan sekedar karena saya wanita. Tapi karena dalam lubuk hati terdalam, saya ingin tetap selalu menjadi bagian hidupnya..walo hanya sekedar menjadi teman, seperti niat awal ketika saya mengenalnya. Dan bila saya menyatakan, bisa dipastikan hubungan baik itu akan hancur. Dan bisa saja itu mempengaruhi hubungan kedua orang tua dan keluarga kami yang terjalin sangat baik sejak saya dan dia belum lahir. Saya juga ga akan bisa "menimba ilmu" lagi dengan Ibu hebatnya :((
Lalu...apa hubungannya dia dengan mellow di hari lahir saya? Apa saya berharap dia yang jadi jodoh saya?
Ga gitu juga sih. Sejak tau bahwa kehadiran saya dalam hidupnya justru membuat dia melakukan hal yang tak disukai Allah, saya memutuskan untuk menjauh darinya. I Love Him because Allah. Jadi, ketika saya justru membawanya jauh dari surga...saya mulai belajar menyayangi dalam diam. Walo saya akui, sangat sulit menjauh ketika rasa sayang sudah mengakar demikian kuatnya.
Karena walo saya tau..Allah akan selalu menjaganya, tapi tetap aja kepo ini susah ditahan. Selalu pengen tau, dia lagi apa...sehat kah..senang kah? Suer...nahan perasaan kayak gini sakit banget lho...
Kamu aneh...padahal belum pernah ketemu langsung kenapa bisa sampe segitunya sih. Yang udah berani datang ke rumah pengen kenal lebih dekat..malah ditolak, begitu protes teman saya. Saya juga ga tau...kalo saya sudah demikian parah anehnya :D.
Teus kenapa kok milad tahun ini mellow? Udah jangan muter-muter lagi ceritanya...:D
Itu..karena eh karena, saya tetiba berhitung. Yap..saya berhitung usia. Di usia saya sekarang, saya belum menikah. Lalu kapan saya akan punya anak? Kalo saya punya anak di usia tua, apa saya diberi waktu melihat anak saya menikah, dan punya anak? :(. Bila hingga akhir hayat saya tidak dipertemukan jodoh, tidak punya anak...lalu siapa yang kelak akan mendoakan saya? Siapa yang akan menggantikan saya mendoakan mama, bapak, mbah, emak, kakek, nenek, dan smua kerabat yang sudah mendahului? Ahh..saya seperti orang yang ga ngerti agama ya, yang ga percaya sama ketentuan Allah. Saya tau, seharusnya saya tak boleh berpikir seperti itu. Mungkin Allah ingin saya terus memantaskan diri, agar kelak bisa menjadi istri dan ibu yang baik. Duh..kalo saya jadi wanita yang mellow terus..kasian suami dan anak saya kelak ya :D
Buat siapa aja yang baca curcol ga penting ini, mohon dimaafkan yaa...smoga bisa dijadikan pelajaran bersama juga, untuk memahami bahwa si single yang terlihat super cuek terkadang bisa mellow juga. Jadi jangan suka mencecar dengan pertanyaan Kapan Nikah? :D
Mohon doanya juga ya..smoga semua doa di hari milad saya kemarin diijabahi Allah. Smoga saya bisa jadi wanita shalihah. Bisa terus memantaskan diri menjadi hambaNya yang terbaik, menjadi anak dan saudara yang baik, menjadi teman dan pegawai yang baik, hingga kelak bisa menjadi istri dan ibu yang baik juga. Minta doanya..bila saya dan dia tak berjodoh, perasaan saya bisa bener2 ikhlas menjadi temannya saja. Dan smoga jodoh saya sebenernya bisa segera didekatkan :)
Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-8670127663322498012016-03-21T21:16:00.001+07:002016-03-21T21:16:44.125+07:00Tolong bantu si single....<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.0" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Postingan ini ditulis gegara curhatan baper malam minggu kemarin dari seorang sahabat sesama single yang lama tak bertemu. Sahabat tersebut heran karena saya tetap hepi2 aja. Sedangkan dia selalu risih dengan omongan orang tentang status singlenya. </span></span></h1>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.0" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></span></h1>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.0" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Buat yang sudah menginjak usia "pantas menikah" pasti pertanyaan Kapan Nikah adalah penyebab baper nomor 1. Walau mungkin bagi penanya tak ada esensi negatif didalamnya. Bisa jadi hanya karena ingin bertanya atau ingin memberi motivasi segera menikah bagi yang ditanya. Tapi ga bisa dipungkiri juga sih, bila pertanyaan itu diulang-ulang pasti bikin bete juga 😅.</span></span></h1>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.$newline1/=10" /><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.2" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Yang lebih menyesakkan lagi bila ada yang menjadikan usia tersebut menjadi topik pembicaraan di belakang si obyek alias rasan rasan 😂. Pake dibumbui dengan analisa2 yang sok tau pula. </span></span></h1>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.2" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">"Eh,si ini sih pilih-pilih...makanya ga dapat2 pasangan". Padahal kita memang harus memilih kan? Memilih yang akan mendekatkan kita dengan surgaNYA. </span></span></h1>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.2" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">"Dia mah emang ga mikir nikah. Ngejar karir doang, pikirannya kerja en kerja aja..". Siapa yang tau, bila dia bekerja keras demi membahagiakan orangtuanya.</span></span><span style="font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;"> </span></h1>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">"Dia keasyikan jalan-jalan...jdnya lupa nikah deh"Padahal, itu emang hobi..so ketika sudah menikah pun nantinya dia akan ttp jalan2 bersama suami dan anak2nya 😂.</span></h1>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit;">Ato yang lebih kejam lagi.."Dia banyak dosa kali...makanya jauh dari jodoh" Astagfirullah...</span></h1>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.4" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ghibah itu termasuk dosa besar,lho. Apalagi klo ternyata hal itu ga bener, malah jadi fitnah. Dosa besarnya dobel, coy...😂😂</span></span></h1>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.$newline5/=10" /><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.6" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Buat yang suka memberi nasihat, kadang yang diutarakan pun kesannya malah memojokkan. "Udah sama si itu aja...ga usah pilih-pilih, manusia ga ada yang sempurna". Padahal si itu, orang yang ga bertanggung jawab. </span></span></h1>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.6" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ato "Kalo kamu ga segera menikah, berarti kamu bukan anak yang berbakti". Bisa nangis ngejer deh si single yang seumur hidupnya diniatkan untuk jadi anak yang berbakti. </span></span></h1>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.6" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">"Menikah itu perintah agama, lho, penyempurna iman. Semua yg kita lakukan akan ada pahalanya. Kamu ga pengen?" Berarti klo belum menikah, ga berhak dapat pahala😭😭</span></span></h1>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.$newline7/=10" /><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.8" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Buat single yang sudah kebal dan tak terpengaruh dengan semua itu pasti hanya akan berhusnudzon "ahh, masih banyak yang care dan sayang sama aku" 😍. </span></span></h1>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.8" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tapi buat yang masih belum sampai fase itu..yang ada hanya baper tiap hari gegara mikir jodoh doang, hidupnya jadi ga bahagia, asal pilih sapa aja yang ditemui, bahkan bisa jadi salah arah (perebut suami orang, pacaran ga nikah2, free sex, dan bahkan jd penganut LGBT). Astagfirullah..😭😭😭</span></span></h1>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></h1>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.$newline9/=10" /><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.a" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ayuukk...budayakan untuk empati. Ga ada yang pernah tau pasti alasan apa yang ada dibalik status "Belum Menikah". Yang jelas, itu karena Allah memang belum mempertemukan dengan jodohnya. Bila tak menemukan cara lain yang tepat untuk membantu, doa adalah cara yg terbaik. Doakan agar kami para single bisa selalu menjaga hati. Doakan kami agar bisa selalu melakukan yang terbaik bagi semua yang ada disekitar. Menjadi HambaNYA yang taat, menjadi anak yang sholehah dan berbakti, saudari yang terbaik, dan sahabat yang bermanfaat. </span></span></h1>
<div>
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.a" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tolong doakan kami yaa....</span></span></div>
<div>
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.a" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></span></span></div>
<h1 data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0" style="background-color: white; border: 0px; font-family: proxima-nova, 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-weight: inherit; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.$text12/=1$entity1/=010" href="https://www.instagram.com/explore/tags/nulisdibis/" style="border: 0px; color: #125688; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">#Nulisdibis</a><span data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.f" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></span><a data-reactid=".1.1.0.0.2.1.0.0.1.$text12/=1$entity2/=010" href="https://www.instagram.com/explore/tags/dontjudge/" style="border: 0px; color: #125688; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">#Dontjudge</a></span></h1>
Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/17907701137614504782noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-49735481550865424862016-02-01T07:32:00.000+07:002016-02-01T07:32:27.568+07:00Nasihat Mami...Pernah suatu ketika, saya pulang malam bareng dengan mami. Mami ini salah satu sista di kantor. Teman-teman memanggil mami karena beliau yang paling berumur diantara kami tapi juga paling modis. Mami ini selalu tampil cantik, untuk menjaga nama suami katanya.<br />
<div>
Dalam perjalanan, saya sedikit curhat plus iseng bertanya padanya.</div>
<div>
Saya: Duh...capek, Mi. Kerja berangkat pagi pulang malam kok aku ini ga kaya2 😂</div>
<div>
Mami: *ketawa kecil* Disyukuri, Brur...</div>
<div>
Saya: Astagfirullah, iya Mi...syukuuurr. Btw, Mi..pernah ga merasa capek banget? Klo liat Mami sih kayaknya selalu hepi. Iyaaa..laah...duit ga mikir (suami Mami pengusaha), anak udah remaja..cantik2 dan penurut. Kayaknya hidupmu sempurna ya, Mi. Kerja cuma buat isi waktu 😁</div>
<div>
Mami: *ketawa Lagi* Alhamdulillah klo orang ngeliatnya gitu. Walo sebenernya aku sama aja dengan manusia lain. Masalah dalam hidup itu pasti ada, Brur. Lagian sebelum aku masuk fase yang sekarang, aku dulu juga berangkat dari nol. Tapi...ingat...bahagia itu pilihan kita. Jalani saya hidup yang kamu miliki...lakukan yang terbaik dan selalu berusaha menjadi yang terbaik buat orang2 dihidupmu. Jangan lupa selalu bersyukur....<br />
<br />
Ahhhhh, Mamiiiii.....jadi mewek deh.<br />
Masihkah saya enggan bersyukur, bila Allah telah memberikan semua yang terbaik dalam hidup saya? Keluarga terhebat, sahabat terbaik, dan semua pertolonganNYA di saat saya butuh. Bahkan disaat saya mellow dan kufur nikmat selalu ada reminder yang membuat saya kembali mengingatNYA.<br />
Terimakasih, Mami.<br />
Alhamdulillah...💕<br />
<br /></div>
Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/17907701137614504782noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-30386776009379393882016-01-26T07:51:00.002+07:002016-01-26T07:51:33.163+07:00Belajar dari Smiley Cat ^^<div>
"Seekor kucing kecil yang selalu bermuka muram sedang berjalan-jalan sambil merengut.</div>
<div>
Tiba-tiba ia tertarik untuk masuk ke suatu rumah yang pintunya terbuka.</div>
<div>
Ia tidak tahu bahwa di dalam rumah itu terpasang 1.000 cermin.</div>
<div>
Begitu kucing tersebut masuk ke dalam rumah, betapa kagetnya ia!</div>
<div>
Ternyata ada 1.000 kucing dengan ekspresi terkejut memandang ke arahnya! </div>
<div>
Karena merasa terancam, ia pun menyalak ke arah 1.000 kucing tersebut. </div>
<div>
Rupanya nyalakan tersebut dibalas dengan nyalakan juga oleh 1.000 kucing yang tidak lain adalah pantulan dirinya sendiri di 1.000 cermin. </div>
<div>
Karena takut, kucing kecil itu pun keluar dari rumah tsb.</div>
<div>
Hati kecilnya berkata, "Rumah ini sungguh mengerikan!".</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tidak berapa lama, seekor kucing yang berhati riang juga sedang berjalan-jalan di sekitar tempat itu. </div>
<div>
Ia melihat rumah 1.000 cermin yang pintunya terbuka, dan sambil tersenyum kecil ia pun mengendap masuk.</div>
<div>
Betapa senangnya ia, begitu masuk, ia melihat ada 1.000 kucing yg juga sedang tersenyum kecil menatap dirinya! </div>
<div>
Ia pun mengibas-ngibaskan ekornya dan melompat dengan riang. </div>
<div>
Rupanya, 1.000 kucing di hadapannya juga ikut-ikutan mengibaskan ekornya dan melompat.</div>
<div>
Dalam hatinya ia berkata, </div>
<div>
"Wah..., menyenangkan sekali di sini ..... "</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sebenarnya kehidupan ini adalah rumah 1.000 cermin tersebut. </div>
<div>
Hidup hanya merefleksikan apa yang ada pada diri sendiri. </div>
<div>
Ketika berpikir bahwa kehidupan itu sulit, susah, maka mereka bersekongkol, orang jahat menjadi banyak, mereka akan menghancurkan kita ....</div>
<div>
Realita seperti itulah yang akan ditemukan.</div>
<div>
Berhentilah murung, cemberut, sering komplain, mengeluh dan "menyalak" atas hal-hal di sekitar ....</div>
<div>
Sebaliknya, berusahalah memperbaiki mental dan sikap, bertutur, berpikir positif, bersyukur dan selalu menebar kebaikan .....</div>
<div>
Dan rasakanlah sensasi rumah 1.000 cermin yang luar biasa dahsyatnya ketika memberi senyuman. </div>
<div>
NIAT BAIK, caranya BAIK, HASIL BAIK.</div>
<div>
Terus lakukan yg terbaik.</div>
<div>
Kita bisa melakukan itu, lakukan.</div>
<div>
Rasakan bedanya.</div>
<div>
Kita akan menjadi lebih baik.</div>
<div>
SELAMAT MENCOBA."</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ada yang sudah pernah baca tulisan diatas? Pasti beberapa sudah pernah yaa...karena tulisan itu sering di broadcast di grup2 sosmed. Tulisan yang menginspirasi sekali 😍</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Pernah ga bangun pagi dengan perasaan malas, bosan, capek, kesal? Lalu seharian dilalui dengan penuh bencana. Ada ajaaa hal yang bikin emosi..semuanya terasa berantakan. *Ngacung paling tinggi ☝:D *</div>
<div>
Seperti yang tertulis pada kisah 2anak kucing diatas, sebenarnya semua kekacauan yang terjadi dalam hidup kita itu hasil ciptaan kita sendiri. Hati yang kesal akan berefleksi ke tindakan kita. Pikiran yang sumpek akan membuat semua yang terlihat menjadi menjengkelkan. Dan biasanya...kita lalu mengeluh "Ya Allah...cobaan apa ini?" :D<br />
<br />
Ayuk...mulai sekarang kita belajar dari si anak kucing yang selalu tersenyum pada sekelilingnya. Belajar berpikir positif menjalani hidup. Mensyukuri semua yang sudah Allah beri, sekecil apapun. Dan selalu melihat dunia dengan kecamata cinta.<br />
Bismillahirrohmanirrohim... Semangaaatt 💕<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbHmeBU1G7ep2dcbiUyt95djVuuGm8-8hVyYgpldeE6F3CHUcldzH5r0WyXfeVs9azh23WBF6OzX-Il5SYf0AvWedSBsfIRTRRTVXwtZwgZ37TwOyB9lg7g03bDrQh5RGiwhXEWpNSz0VS/s1600/images_2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbHmeBU1G7ep2dcbiUyt95djVuuGm8-8hVyYgpldeE6F3CHUcldzH5r0WyXfeVs9azh23WBF6OzX-Il5SYf0AvWedSBsfIRTRRTVXwtZwgZ37TwOyB9lg7g03bDrQh5RGiwhXEWpNSz0VS/s320/images_2.jpg" width="274" /></a></div>
<br /></div>
Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/17907701137614504782noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-27620550139446213402016-01-25T23:20:00.000+07:002016-01-25T23:20:41.183+07:00Jangan salahkan Angin .^^Tulisan malam ini ga mutu banget. Tapi mungkin bisa jadi reminder bersama 😝<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Jadi ceritanya seharian ini saya masih berteman baik dengan kepala nyut-nyut dan seluruh badan yang pegel serasa abis naik gunung. Rasanya tersiksa sekali, apalagi banyak kewajiban yang mendekati deadline. Pusing yang sangat, menyebabkan saya jadi pendiam, bahkan seringkali tanpa sadar cemberut dan berwajah masam. Beberapa sahabat protes, ada juga yang malah mengolok-olok kalo saya kena santet 😂</div>
<div>
Berkali kali saya menyalahkan angin yang ga permisi masuk ke tubuh saya. Dua sachet tolak angin andalan ga mampu mengusirnya, bikin saya panik bin bete.</div>
<div>
Hingga sore tadi, ketika saya nelpon dan curcol sama mama.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Saya: Ma, sepertinya aku lelah, stress, depresi...kepalaku pusing trus seminggu ini...*drama queen bin lebay*</div>
<div>
Mama: *ketawa kecil* Anak ndableg kayak kamu bisa depresi...mana mungkin...</div>
<div>
Saya: *speechless * 😒😓😭😭</div>
<div>
Mama: Gara2 makan bebek malam minggu kemarin kali...</div>
<div>
Saya: Pusingku udah sebelum makan bebek...*ga terima dianggap penderita kolesterol*</div>
<div>
Mama: Coba ingat2 lagi...seminggu kemarin kamu makan apa...</div>
<div>
Saya: Aku siangnya cuma makan soto ayam...(pake jeroan *dalam hati*) trus sehari sebelumnya sarapan nasi campur (pake udang n cecek 🙊)....trus....nasi belut...😨</div>
<div>
Mama: Wes talah (arti: sudahlah)....percaya mama..coba kamu tes lab..makanya kalo makan jangan asal...</div>
<div>
Saya: *No comment * (She know me so well 😅😅)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dan menjelang malam, dari obrolan dengan salah satu sahabat mengingatkan lagi dosa saya pada body ini. Ga cuma jeroan, udang dan cecek penyebab kepala pusing ini. Ternyata seminggu kemarin saya jg sempet makan pake bumbu dari kari kepiting, mencicipi bekal salah satu sahabat (untung cuma bumbu 😂😂)<br />
<br /></div>
<div>
Pfiiiuuhh. Gitu kok kalo pusing nyalahin angin....😁</div>
<div>
Salah sendiri makanannya ga diatur, ga dijaga. Sudah tau body lagi ga fit, pulang malam terus...jarang olahraga...</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Buat semuanya...inget ya..Yang berlebihan ga baik buat body. Apalagi makanan ga sehat sebangsa jeroan. Sekali lagi, klo pusing jangan buru-buru nyalahin angin...kasian...dia ga tau apa apa tapi sering kena tuduh 😂😂<br />
<br />
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/17907701137614504782noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-75068478037057914402016-01-24T20:35:00.000+07:002016-01-24T21:14:39.448+07:00Ayoo tetap sehat...^^Hari minggu, harusnya tetap produktif. Tapi hari ini, seharian cuma bisa berteman kasur. Badan rasanya lunglai, apalagi perut dan kepala juga sedang ga bersahabat..pada hobi nyut2an.<br />
Mungkin ini akumulasi dari kelelahan beberapa minggu ini. Dimana akhirnya, hari ini badan memberi peringatan bahwa dia telah lelah ^^<br />
Ternyata, beberapa sahabat juga mengalami hal yang sama. Jadilah, seharian tadi..kami saling sharing cara menyembuhkan diri masing-masing. Hingga di penghujung sore, salah satu sahabat memotivasi kami yang sedang tepar untuk punya semangat sehat, demi keluarga dan orang-orang tercinta.<br />
Tetiba melintas lagi ingatan saya ke beberapa tahun silam. Ketika, saya yang sebelumnya ga pernah sekalipun sakit serius, tetiba harus dirawat dirumah sakit karena kecelakaan. Saya masih ingat betul..bagaimana keadaan itu membuat semua orang, terutama mama, jadi repot dan khawatir. Kejadian yang bertepatan dengan bulan puasa, juga bikin saya termehek-mehek karena dibulan penuh rahmat itu, sama sekali ga bisa beribadah di masjid. Dan semua hal tersebut terasa lebih menyakitkan dibanding luka yang ada di tubuh saat itu.pp<br />
Dan malam ini sebelum beranjak tidur, saya memotivasi diri agar besok sudah kembali sehat, dan berusaha untuk menerapkan hidup sehat lagi. Dengan tubuh yang sehat kita bisa beribadah lebih baik lagi, bisa melaksanakan amanah yang sudah Allah beri.<br />
Semoga kita semua selalu diberi kesehatan yaa... ^^<br />
<br />
~Salam Sehat~<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1Tk4M9Zun-UjUbuB6mtV7BzngsfH6o-AQHvEgkh9DYTRd8l_uk7Z-n8nLlB65eANS5B-JG1aXNmOc1qpCBJc_RITbAqyZnrZX390P0M1UaJoNlWvbpgi5O_-Q2SOzJOQMc5F1dqmdqxDi/s1600/PhotoGrid_1453644722564.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1Tk4M9Zun-UjUbuB6mtV7BzngsfH6o-AQHvEgkh9DYTRd8l_uk7Z-n8nLlB65eANS5B-JG1aXNmOc1qpCBJc_RITbAqyZnrZX390P0M1UaJoNlWvbpgi5O_-Q2SOzJOQMc5F1dqmdqxDi/s320/PhotoGrid_1453644722564.jpg" width="320" /></a></div>
<br />Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/17907701137614504782noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-81446332954878332432016-01-23T08:36:00.002+07:002016-01-23T09:49:01.015+07:00Hai...Hai...<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12.8px;">HulAaa....</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12.8px;">Setelah lama ga aktif ngeblog....sekarang saatnya memaksakan diri untuk mulai nulis lagi. Sebenernya keinginan buat rajin nulis udah jadi resolusi tahun baru hijriyah kemarin, tapi ga apa lah...lebih baik terlambat daripada ga action sama sekali..hehehe</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12.8px;">Beberapa tulisan di blog ini ada yg udah di removed jadi draft...buat koleksi pribadi aja. Karena isinya yang bener2 curcol abis dan ga ada manfaat baiknya untuk orang lain (Kecuali buat orang2 yg suka kepo...hihihi).</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12.8px;">Kenapa sih nulis? Kenapa segitunya pengen rajin ngeblog? Sebaiknya dijelaskan yaa...biar ga jadi fitnah (karena ada lhoo yang cara pandangnya beda, namanya juga manusia ;) ). Takutnya...ada yang berpikir...ini orang kurang kerjaan....cari jalan buat terkenal..ato lebih serem lagi kalo ada yang berpikir ini orang suka pamer soal hidupnya...hiiyy...</span><wbr style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;"></wbr><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12.8px;">naudzubillahimindalik...</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12.8px;">Pengen rajin nulis, karena terinspirasi dengan beberapa penulis idola. Saya ini termasuk pembaca yang mudah terprovokasi. Dengan membaca tulisan positive, saya sering dapat pencerahan untuk menjadi lebih baik. Nah, Saya berpikir nih, betapa bahagianya si penulis bila tau banyak pembacanya yang menjadi lebih baik karena tulisannya. Betapa banyak amal jariyahnya si penulis itu. Nah, atas dasar tersebut ...karena saya bukan manusia berharta banyak, yang bisa membantu orang lain menjadi lebih baik dengan hartanya, saya memutuskan untuk rajin menulis saja. Menulis hal hal yang baik...berbagi hal yang bisa membuat saya dan juga siapa saja yang membaca menjadi sedikit lebih baik. Siapa tau eh siapa tau.....nantinya ada yang terinspirasi dengan cerita2 saya ^^</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12.8px;">Yukk...yang mau ikutan berbagi energi kebaikan, share blognya ke saya ya...</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12.8px;">Be better....go positive......</span><wbr style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px;"></wbr><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12.8px;">Bismillahirrohmanirrohiim </span><img alt="🙏" class="CToWUd" data-goomoji="1f64f" goomoji="1f64f" src="https://mail.google.com/mail/e/1f64f" style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px; margin: 0px 0.2ex; max-height: 24px; vertical-align: middle;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12.8px;"> </span><img alt="💕" class="CToWUd" data-goomoji="1f495" goomoji="1f495" src="https://mail.google.com/mail/e/1f495" style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 12.8px; margin: 0px 0.2ex; max-height: 24px; vertical-align: middle;" />Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/17907701137614504782noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-21905844024894940092012-05-11T21:05:00.000+07:002012-05-11T21:05:25.667+07:00Pray For SukhoiMinggu ini...dua peristiwa sedih membekas dihati saya. Berpulangnya ayahanda sahabat saya dan peristiwa nahas yang menimpa joy flight pesawat Sukhoi. Saya memang tak mengenal satu pun keluarga dari korban Sukhoi. Tapi membayangkan kesedihan mereka membuat saya sering tak kuasa menahan airmata. Saya tak bisa membayangkan kepanikan mereka, pengharapan mereka akan adanya mukjizat yang menyelamatkan para korban, keresahan menanti kepastian kabar....ahh sedih sekali. Apalagi malam ini..berita terakhir mengatakan bahwa 12 korban telah ditemukan...entah bagaimana perasaan mereka :(<br />
Sejenak saya juga membayangkan apa perasaan para korban sesaat sebelum naas menjemput mereka. Joy Flight yang seharusnya menyenangkan ternyata berakhir tragis.<br />
Dan saya pun semakin tersadar...bahwa manusia tak ada apa apanya didunia ini. Sehebat apapun kita tak akan pernah bisa menentang kehendakNya. Ahh, dan saya pun malu. Akan kesombongan saya yang tak pernah saya sadari. Saya malu...krn seringkali mengeluh dan lupa untuk bersyukur. Saya malu karena tak pernah bisa dengan baik memanfaatkan berkah yang telah Allah beri dalam hidup saya. Ampuni saya ya Rabbi...<br />
Dan kembali...malam ini, doa yang panjang saya tujukan untuk para korban Sukhoi dan keluarganya.<br />
<span>"Hendaknya kita menyadari bahwa musibah yang menimpa kita
bukanlah untuk memusnahkan kita, sesungguhnya kehadiran musibah
tersebut hanyalah untuk menguji sampai dimanakah kesabaran kita"(Ibnu
Qayyim).</span>a.<br />
Semoga smua peristiwa ini menyadarkan kita akan kebesaranNya.<br />
<br />Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-65396146100909822812012-05-08T22:42:00.000+07:002012-05-08T22:42:20.920+07:00Mereka....Tak tahu harus memulai cerita darimana. Tapi seharian ini adalah hari yang menyedihkan. Sahabat dikantor mendapat musibah ditengah kegembiraannya setelah kelahiran jagoan kecilnya. Ayahanda tercinta berpulang ke Rahmatullah dihari yang seharusnya membahagiakan ini. Seketika kegembiraan yg tercipta berganti dengan kesedihan :(.
Dan seketika saya merasa disadarkan kembali oleh Allah...bahwa hidup manusia tidaklah abadi. Hari perpisahan pastilah akan terjadi, tanpa kita tahu kapan datangnya.
Berurailah airmata saya...melihat perpisahan yang terjadi hari ini sekaligus mengingat bahwa suatu saat saya pun akan mengalaminya.
Betapa saya teringat...hingga saat ini belum mampu membahagiakan kedua malaikat yang saya miliki. Padahal cinta kasih mereka telah membanjiri hati ini seumur hidup saya, untaian doa mereka selalu menemani setiap langkah saya.
Mereka anugerah terbaik dan terindah yang telah Allah berikan untuk Hamba. Dalam ridlo mereka terdapat ridlo Allah.
Rabb...panjangkan kebersamaan kami. Beri Hamba kemampuan untuk dapat slalu membahagiakan mereka. AamiinRuri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-9727057024782305212011-11-15T22:44:00.000+07:002011-11-15T22:44:04.250+07:00CintaMu..Lelah...kadang terbersit dalam hati. Dan tiap kali kata itu muncul, seolah tubuh ini dialiri gelombang negative. Mendadak terasa lunglai. <br />
Begitu banyak harapan, keinginan yang tak mampu tercapai. Sehingga perjalanan jadi terasa melelahkan krn kecewa,penyesalan menodai semangat yg semakin redup.<br />
Dan saat diri sedang bercengkrama dengan lelah...tiba tiba seorg nenek duduk disampingku dalam sebuah bus. Saya tak mengenalnya..tapi beliau menuturkan cerita hidupnya yg penuh hikmah tanpa diminta. Seolah tau semua kegalauan saya...beliau menepuk nepuk pundak saya dan berkata...tenanglah...Allah slalu bersama orang orang yg slalu mengingatNya. Sejenak, jiwa mellow saya tergetar. Betapa ENGKAU sangat mencintaiku ya,Rabb. Bahkan disaat diri ini terlupa akan smua nikmatmu, KAU kirimkan nenek tua ini untuk berkisah tentang kasih sayangMU. Sungguh cintaMU yg paling sejati...jgn pernah biarkan hamba menjauh dariMu ya Rabb...Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-79786760373589257342011-04-06T21:54:00.001+07:002011-04-06T21:54:22.341+07:00I'm not alone....Today is very tired. Hatiku lelah...dan aq tak suka ini. Membuat diri merasa sepi dan sendiri.Membuat keikhlasan hati ternoda oleh tangis sedihku. Sungguh...aq tak suka ini. Aq ikhlas melakukan semuanya untuk org lain. Tapi kelelahan ini membuatku lunglai tak berdaya. I need someone beside me. Dan kelelahan ini pula yg membuatku merasa terabaikan. Ketika merasa tak mampu dan mulai mencari uluran tangan....tp yg didapat hanya kebisuan. Hati seketika hancur....semakin merasa tak pernah pantas utk dicintai. Baru dalam keheningan bersama Sang Maha Cinta....kusadari ku tak pernah sendiri. Kusadari bahwa DIA sll bersamaku. Rabb...jgn pernah biarkan aq berpaling sedikitpun dariMU.Karena tanpa MU...aq hampa....Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-47395687867628437982011-04-02T21:32:00.000+07:002013-12-22T23:22:26.194+07:00Aku menunggumu....Ini bukan sekedar kata-kata agar kamu jatuh hati padaku, namun ini adalah kejujuranku. Mengapa aku berkata seperti ini? Karena aku menyukai orang-orang yang mencintaiNya. ... yang mencintai RasulNya... dan denganmu...kuharap keteguhanmu bisa mengajakku serta untuk semakin mencintaiNya. ..<br />
Aku merindukanmu karena Allah<br />
Ini bukan untaian rahasia dalam hatiku untuk memikatmu. Mengapa aku berkata seperti ini? karena aku tahu... mengucapkan ikrar suci itu menyempurnakan hidupku. Dan...Pernikahan adalah sunnah Rasullullah dan Rasulullah adalah kekasih Allah. Cinta adalah anugerahNya yang ditumbuhkan dihati orang-orang yang dikehendakiNya. Bagaimana aku tidak merindukan kehadiranmu wahai kekasih.... to come in my life ???<br />
Aku menunggumu karena Allah<br />
Ini bukan rajutan perasaan untuk sebuah penantian. Mengapa aku berkata seperti ini? Karena aku tahu, diriku terlalu banyak kekurangan.. . dan karenanya... aku butuh seseorang yang lebih halus untuk menaklukkan hatiku yang tegas dan yang lebih tangguh untuk menguatkan hatiku yang lemah dengan ijinNya...<br />
Aku tahu... terlalu banyak yang harus aku perbaiki... karenanya, aku menunggumu untuk menjadi pendamping hidupku... aku menunggumu untuk lebih membimbingku dengan tulusmu... untuk lebih mengajariku dengan sabar hingga kenikmatan imanku terhadapNya semakin dalam dengan ijinNya.... disetiap harinya... untuk selama-lamanya Amin...<br />
Aku tahu, dalam hatiku... aku tak ingin hidup sendiri, karenanya, aku berharap... Allah menganugerahkan padaku seorang imam untuk berbagi banyak hal dan menerima apa adanya diriku beserta keluargaku..Kekasih... bila Engkau benar-benar ada dalam hidupku...semoga Allah memantapkan hati kita dan mendekatkan kita dijalan yang lebih Ia Ridhoi. Amin...<br />
Aku mencintaimu karena Allah... aku merindukanmu karena Allah dan aku menunggumu karena Allah...diraga manakah jiwamu bersemayam?? ?<br />
Dari sini aku menatap jejakmu dengan raga yang menari bersama angin...diantara gemuruh ombak kerinduanku Rasakan getarku... yang membiarkan selarik bintang menemanimu serta untuk menjemputku...meski mungkin tak ada peta yang bisa dirimu genggam...ijinkan bisik hatiku sebagai petunjuk arahmu dengan ijinNya...<br />
Ya Rabbi... redamkanlah rinduku dijalan yang terbaik menurut Engkau untuk dunia dan akhiratku Amin....<br />
Bila kerabat dan teman tak lagi cukup untuk menemani kehidupanku. ..<br />
maka hari itu adalah yang aku tunggu... apakah dia, jawaban itu???<br />
<br />
Disadur dr : http://www.facebook.com/notes/renungan-n-kisah-inspiratif/aku-menunggumu/10150166871676042Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-23011777858612294152011-04-02T21:16:00.001+07:002011-04-02T21:16:53.725+07:00Belahan JiwaTuhanku yang sedang memelihara<br />
belahan jiwaku,<br />
<br />
Telah lama hatiku pilu dalam kerinduan<br />
untuk memenuhi undangan-Mu agar aku<br />
...membangun keluarga yang tenteram<br />
dan penuh kebaikan.<br />
<br />
Tuhan,<br />
jadikanlah aku tertarik hanya kepada<br />
dia yang setia kepada yang benar,<br />
daripada yang hanya berharta<br />
tanpa kemuliaan hati.<br />
<br />
Wahai Yang Maha Cinta,<br />
basuhlah dahaga jiwaku ini,<br />
segeralah Kau sandingkan aku<br />
dengan belahan jiwaku.<br />
Amin<br />
<br />
<i>:copas dari FB mr.marioteguh</i>Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-81097174290849802642010-11-21T21:31:00.007+07:002012-05-08T22:55:08.397+07:00CINTA UNTUK BUNDA<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Huda menyudahi bacaan Alqur’annya. <span lang="SV">Diliriknya jam didinding kamar, masih sepuluh menit lagi adzan subuh. Disandarkannya badan ke dinding. Matanya terpejam. Bimbang hatinya belum menemukan jawaban.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Huda...bangun, nak” Sentuhan lembut mengusap kepala Huda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Huda membuka matanya. Kepalanya menengadah, tersenyum pada wanita berwajah bidadari yang berdiri didepannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Aku ga tidur, kok Bun. Tanggung, sebentar lagi kan Subuh”, ucapnya halus.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Oh...bunda kira kamu ketiduran. Kamu ga sholat subuh di langgar? Sebentar lagi adzan lho”, tanya bunda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Absen dulu, Bun. Pengen jama’ah sama bunda dirumah”,jawab Huda sambil berdiri dan membenahi letak sajadahnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Ya udah kalo gitu, Bunda ambil wudlu dulu ya..?” Bunda melangkah keluar.<span class="fullpost"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Ekor mata Huda mengikuti bayang wanita terkasihnya itu sampai tak terlihat lagi. Dibentangkannya sajadah untuk Bunda. Semenjak abang-abangnya menikah dan tugas kerja di luar kota, dialah satu-satunya yang menjadi imam sholat dirumah ini. Dan Bunda adalah satu-satunya makmum. Hanya Bunda dan Huda yang menjadi penerus tradisi rumah ini. Ayah dan Bunda memiliki tradisi untuk sholat tahajud berjama’ah dan membaca Alqur’an sembari menanti shubuh. Semua anak-anaknya yang sudah akil baligh diajak serta untuk melaksanakannya. Kata Ayah setiap sepertiga malam, Allah SWT akan turun untuk mendengarkan setiap permohonan hambaNya. Dan Huda sejak usia lima tahun tak mau kalah dengan keempat abangnya. Dengan terkantuk-kantuk dia selalu ikut bangun dan sholat tepat dibelakang ayah. Walo tak jarang, dia tertidur lagi pada saat sujud di rakaat pertama. Dan ketika ayah meninggal, tradisi itu terus berlanjut. Ayah meninggal tiga belas tahun yang lalu, saat dirinya masih berusia sepuluh tahun. Hal yang tak pernah dilupakannya adalah pesan terakhir Ayah agar dia selalu menjaga Bunda. Huda menghela nafas panjang. Menjaga Bunda bukanlah suatu beban baginya. Justru dia memang ingin sekali bisa mendampingi dan merawat wanita mulia itu di masa tuanya. Bahkan dia telah menetapkan salah satu kriteria wanita yang akan menjadi istrinya haruslah wanita yang bisa ikhlas mencintai bunda seperti dirinya. Tapi, kesempatan yang diperolehnya beberapa hari yang lalu membuatnya bimbang. Sebuah tawaran menarik, yang bisa mewujudkan cita-cita Bunda dan dirinya. Namun juga membuatnya terpaksa harus mengkhianati amanah ayah. Huda menghela nafas panjang sekali lagi, hatinya beristighfar berulang kali. Bunda masuk kekamarnya dengan balutan mukena, tepat saat adzan subuh berkumandang.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="SV">****</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Huda...bangun, nak. Sudah jam setengah tujuh. Kamu ngajar jam berapa?”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Huda menggeliat, mengerjap-ngerjapkan matanya. Dia tersenyum malu ketika melihat Bunda telah rapi, siap untuk berangkat mengajar ngaji. Dulu Bunda adalah seorang perawat, semenjak pensiun, beliau alih profesi menjadi guru ngaji untuk ibu-ibu sekitar rumah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Hari ini Huda off, Bun. Ga ada mata kuliah. Tapi agak siangan nanti tetap ke kampus. Hari ini Huda wawancara lanjutan pengajuan proposal tesis penelitian. Kalo disetujui, Huda bisa dapat beasiswa S2”, jawab Huda sambil beranjak bangun. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Ya udah, cepetan mandi. Terus sarapan. Itu sarapannya udah Bunda siapin dimeja”, perintah Bunda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Huda meringis. Ini salah satu kehebatan Bunda. Seingatnya belum pernah sekalipun dalam hidupnya melihat Bunda lalai menyiapkan sarapan. Sesibuk apa pun, sarapan adalah nomor satu. Seusai sholat subuh, bunda tak pernah melanjutkan tidur, beliau langsung menuju dapur untuk memasak, sedangkan dirinya seringkali terlelap lagi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Setelah mandi dan sholat Dhuha, Huda segera melahap sarapan yang telah disediakan Bunda. Rumah terasa sepi sekali. Ketika dia mandi tadi, bunda mengetuk pintu kamar mandi berpamitan. Ah...kalo dia juga pergi dari rumah ini, Bunda pasti akan kesepian desisnya. Tapi tawaran yang diterimanya beberapa hari yang lalu benar-benar tak akan datang lagi. Bermula ketika dia mengirimkan lamaran ke sebuah perusahaan pertambangan besar di negeri ini. Dan pada akhirnya setelah melewati beberapa test, dia diterima. Tawaran yang diberikan oleh perusahaan itu sangat menarik. Selain gajinya yang belasan ribu US dollar, dia juga akan mendapat kesempatan untuk melanjutkan S2 di Jepang. Hal yang amat dicita-citakannya sejak kecil. Dia ingin seperti ayah, bisa sekolah di luar negeri. Dan dengan gajinya itu, dia juga bisa segera mewujudkan impian Bunda untuk menunaikan ibadah haji. Duh Bunda..Huda bisa merasakan kerinduanmu untuk bisa menginjakkan kaki di rumah Allah itu. Sejak dulu, Almarhum Ayah dan Bunda telah menabung untuk bisa berkunjung ke Baitullah. Namun, tabungan itu tak kunjung cukup. Bahkan beberapa tahun yang lalu, tabungan itu malah terkuras habis untuk biaya berobat ketika Huda mengalami kecelakaan. Dan saat itu Bunda tersenyum ikhlas menghapus airmata yang berlinang di pipi Huda, sambil berbisik lembut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Pergi haji memang diwajibkan bagi yang mampu, nak. Tapi, Anak adalah amanah dari Allah. Dan wajib hukumnya menjaga amanah dari Allah. Bila bunda tak mau menyelamatkanmu padahal bunda mampu, tentu Allah akan membenci bunda. Tak apa kalo Bunda tak bisa berangkat haji. Melihatmu kembali sehat, itu sudah membuat Bunda bahagia”.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Huda bersyukur sekali dilahirkan dari rahim seorang wanita mulia seperti Bunda. Wanita yang hatinya adalah lautan cinta dan kasih yang tak terbatas. Yang memiliki kesabaran, kesetiaan dan keikhlasan yang tak berujung. Ah...Huda sangat mencintai bunda. </span><span lang="PT-BR">Tegakah dia membiarkan bunda tinggal sendirian di sini. Bila hanya untuk setahun dua tahun mungkin dia masih bisa menjalaninya. Tapi sanggupkah dia meninggalkan bunda untuk belasan tahun? </span><span lang="FI">Karena perusahaan pertambangan yang menerimanya itu akan mengikatnya dengan kontrak kerja selama 15 tahun. Dan Huda tahu, tak mungkin bunda mau ikut serta dengannya. Beliau pasti akan lebih memilih tetap tinggal di</span><span lang="SV">sini. Karena itu cita-citanya selama ini, bisa menghabiskan sisa usianya dengan menjadi guru mengaji. Dulu ketika Huda kuliah di kota lain, keempat abangnya meminta bunda untuk tinggal bersama salah satu dari mereka. Mereka tak mau bunda tinggal sendirian. Tapi Bunda bersikeras untuk tetap tinggal di sini. Dan selama hampir empat tahun itu bunda tinggal sendirian. Sehingga Huda dan keempat abangnya harus membuat jadwal agar setiap minggu harus ada yang bisa pulang untuk menemani bunda. Setelah lulus kuliah, Huda bertekad untuk menebus kesendirian bunda itu dengan memilih pekerjaan sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi swasta terkenal di pusat kota. Walo jarak tempuh dari rumah ke tempat kerja lumayan jauh, setidaknya dia masih bisa pulang setiap hari. Sebenarnya pekerjaan saat ini sudah memberinya gaji yang lebih dari cukup. Tapi masih perlu waktu yang cukup lama untuk bisa memberangkatkan Bunda naik haji. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Huda..makan kok sambil melamun, Nak?’ sapaan lembut Bunda mengagetkan Huda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Astagfirullah...Ehh...Bunda. Kok sudah pulang, Bun? Huda ga denger salam Bunda?” tanya Huda salting. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Ibu-ibu pada ambil rapor hari ini. Ngajinya di tunda nanti sore. Tadi Bunda udah berkali-kali salam tapi ga ada jawaban. Ga taunya kamu ngelamun di sini..”jawab Bunda sambil menarik kursi di depan Huda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Duduk dulu..”perintah Bunda saat Huda beranjak berdiri hendak membereskan bekas makannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Bunda lihat beberapa hari ini kamu sering sekali melamun. Boleh bunda tau kenapa? Apa kamu punya beban, nak?” tanya bunda sambil menatapnya lembut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="PT-BR">”Emm...”, beberapa saat Huda terdiam. Tapi ketika melihat keteduhan di mata bening bunda, dirinya tau bahwa tak ada yang bisa disembunyikan dari wanita mulia itu. Akhirnya mengalirlah cerita mengenai tawaran perusahaan pertambangan yang diterimanya tempo hari. </span><span lang="SV">Mengenai kekhawatirannya bila harus meninggalkan bunda. Semua diceritakannya, kecuali mengenai alasannya untuk bisa mewujudkan cita-cita bunda naik haji. Dia tau Bunda adalah wanita yang tak suka membebani orang lain. Dan dia tak mau bunda malah jadi sedih, bila tau bahwa selama ini hal itu masih menjadi pikirannya. Bunda mendengarkan semua cerita Huda dengan penuh perhatian. Sesekali bibirnya menyunggingkan senyum.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">“Gimana menurut Bunda? Apa Huda harus menerima tawaran itu? Apa Bunda mau ikut Huda ke Kalimantan?”Tanya Huda mengakhiri ceritanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Bunda tersenyum lagi. Dengan penuh kasih ditatapnya putra bungsunya itu. Sejenak kemudian beliau berucap, ” Bukannya Bunda ga mau ikut kamu, nak. Tapi..bunda sungguh berharap bisa menghabiskan seluruh sisa umur Bunda disini. </span><span lang="PT-BR">Itu salah satu cita-cita Almarhum Ayahmu juga”.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="PT-BR">”Tapi..Huda ga mungkin ninggalin Bunda sendirian disini. Huda ga mungkin mengkhianati amanah Ayah untuk selalu jagain bunda. Huda juga sudah bicara sama semua abang, dan mereka setuju kalo Bunda mau ikut sama Huda”, Huda menatap wajah bunda dengan penuh harap.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="PT-BR">“Sayang..bunda ga mau jadi penghalang kesuksesan anak-anak bunda. Jangan kamu jadikan penolakan bunda untuk ikut denganmu ini sebagai batu sandunganmu. Insya Allah, bunda akan baik-baik saja di sini. Kita bisa saling menjaga setiap saat lewat do’a. Karena sesungguhnya hanya Allah yang selalu menjaga kita. Sungguh..bunda hanya ingin kamu mendapatkan yang terbaik, nak. Bunda tak bisa menyarankan apa-apa. Sholat isthikarahlah, mohon petunjuk Allah. Hanya DIA yang tau apa yang terbaik untukmu”, jawab Bunda dengan tulus. Mata beningnya berkaca-kaca.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="PT-BR">Huda berdiri dan memeluk Bunda. Isak yang ditahannya sedari tadi pecah di pangkuan wanita terkasih itu. </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="FI">***</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">Seminggu semenjak pembicaraannya dengan Bunda, akhirnya Huda mengambil keputusan untuk menolak tawaran dari perusahaan pertambangan itu. Hal ini disebabkan karena setiap kali selesai sholat istikharah, mimpinya selalu membayang wajah bunda. Bahkan semalam ayah datang dalam mimpinya, tersenyum lalu menepuk-nepuk bahunya. Hal yang dulu selalu beliau lakukan untuk menunjukkan kebanggannya pada anak-anaknya. Dan mungkin, dia harus puas bisa melanjutkan S2nya di negeri sendiri. Karena Alhamdulillah, proposal tesis penelitiannya disetujui oleh Rektorat. Sehingga beasiswa S2 dapat dikantonginya. Satu-satunya hal yang masih membuatnya sedih adalah tabungannya masih jauh untuk bisa memberangkatkan Bunda ke tanah suci. Dalam setiap sujudnya, dia tak pernah henti memohon pada Allah. Agar diberi kemudahan dalam mewujudkan cita-cita itu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">Huda baru saja selesai dari munajat dhuhanya, ketika pintu ruang tamu diketuk.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">”Assalamu’alaikum...bunda”sapa suara di luar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">”Wa’alaikumsalam Warrahmatullahi Wabarakatuh, bang..sebentar ya..”.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Dengan bergegas, Huda membukakan pintu. Itu suara bang Ridwan, kakak ketiganya. Begitu pintu terbuka, dia dan bang Ridwan saling memeluk. Diciumnya tangan abangnya itu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Pulang kok ga kasih kabar dulu, Bang?”, tanya Huda sambil mengangkat barang bawaan kakaknya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Mendadak ini, dik. Sebenarnya kakakmu Vira juga pengen ikut sowan ke bunda. Tapi kantornya ga ngijinin dia untuk cuti dadakan,”jawab Bang Ridwan sambil menghempaskan dirinya ke kursi. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Bunda mana, dik? Sepi banget? Kamu juga kok belum berangkat ngajar?” tanya bang Ridwan heran.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Bunda sudah berangkat ngajar ngaji, bang. </span><span lang="IT">Saya hari ini cuti. Lagipula kampus lagi libur semesteran”, jawab Huda setengah berteriak dari dapur. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">“Memang ada apa tho,bang? Kok mendadak banget pulang ”, tanya Huda sambil meletakkan secangkir teh hangat di meja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Bang Ridwan segera menyeruput teh yang dihidangkan Huda, lalu menjawab.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Begini, lho dik. Abang dan kak Vira sudah lama menabung untuk bisa berangkat haji. Dan tahun ini tabungan itu sudah cukup untuk biaya haji satu orang. Kakakmu Vira mendesak abang untuk berangkat terlebih dahulu tahun ini. Dan Alhamdulillah, dua hari yang lalu Abang mendapat rejeki dari Allah. Kantor memberi abang kesempatan untuk berangkat haji tahun ini. Semua biaya ditanggung oleh kantor. Jadi, abang kemari untuk meminta kesediaan bunda berhaji bersama abang tahun ini”.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Jantung Huda berdegup kencang mendengar penjelasan abangnya. Ya, Rabb..apakah ini jawaban dari do’a hamba?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Lalu kak Vira bagaimana? Bukankah tabungan itu hak dia..?”, tanya Huda bergetar. Dia belum yakin dengan perkataan abangnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Kakakmu berpendapat, rejeki yang abang dapat dari kantor itu adalah rejeki bunda. Karena bunda yang tak pernah henti mendoakan kesuksesan abang. Jadi intinya sebenarnya abang berangkat dengan uang tabungan kami. Dan kesempatan dari kantor itu adalah rejeki Allah untuk bunda ”, jelas Bang Ridwan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Hati Huda haru mendengar penjelasan itu. Ya Rabb..terima kasih karena Engkau telah menyandingkan abangnya dengan wanita berhati bidadari. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Dalam sujud syukurnya, terngiang ayat-ayat Al Qur’an yang dibacanya seusai tahajud tadi. ”Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahKu. Agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”(Q.S. Al Baqarah :186).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Alhamdulillah ya, Allah...atas cintaMu untuk Bunda...</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Surabaya 2004 by Rhie </span></div>Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-12537590548890375452010-11-21T21:30:00.000+07:002014-11-21T11:46:33.198+07:00CINTA MUTIARA...<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Ra menatap lembaran lusuh ditangannya dengan penuh makna. Dia sudah berulang kali membaca tulisan didalamnya. Terutama disaat ia merasa imannya sedang ngedrop. Isi tulisan itu bercerita tentang penderitaan seekor anak kerang yang akhirnya berubah menjadi sebutir mutiara yang indah. Ra paling senang dengan tulisan pengantarnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span lang="SV">Cerita ini adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa". Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa". </span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span lang="SV">Kamu tau, Ra kenapa jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja'. Karena banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Padahal sebenarnya ada dua pilihan</span></i><span lang="SV"> <i>yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa' yang disantap orang atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara'. Tapi,sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama. </i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span lang="SV">Mungkin saat ini kamu sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kamu. Cobalah untuk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, sambil katakan di dalam hatimu.. </span></i><i><span lang="FI">"Airmataku diperhitungkan Allah SWT... dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara." Semoga..kamu bisa menjadi mutiara itu ya,Ra?</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Jadi, tetep semangat dan senyum aja deh....Mutiara, Fighting!!</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span lang="FI"> </span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">Ya...Allah saat ini aku ingin sekali bertemu dengan penulis surat ini, batin Ra. Sudah sebulan ini Ra dibuat bingung. Tiba-tiba mas Awang ga pernah menghubunginya lagi. </span><span lang="SV">Mas Awang juga sulit banget dihubungi. </span><span lang="FI">Dikirimi imel ga pernah bales. Disms, failed mulu.Terakhir, ketika Ra udah bersorak girang karena akhirnya Hp mas Awang bisa dihubungi, dia tetap harus kecewa. Puluhan kali mencoba menelpon ulang, mas Awang tetap ga pernah angkat. Sedemikian sibukkah kamu, Mas? Hingga susah banget buat aku untuk sekedar tau kabarmu, keluhnya. </span><span lang="PT-BR">Padahal banyak hal yang pengen aku ceritain. Tentang gimana perasaannya karena besok akan diwisuda. Gimana senengnya dia karena mulai minggu depan sudah mulai bekerja di sebuah perusahaan bonafid. Aku udah mulai ngerti gimana perasaan kerang kecil itu waktu berubah jadi mutiara, mas. Tapi..kenapa justru disaat aku pengen berbagi kebahagiaan ini kamu malah jauh banget, bisik Ra dalam hati.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="PT-BR">“Duaarrr...Hayo...ngelamun terusss”, seru Nayla tiba-tiba. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="PT-BR">Ra pura-pura men</span><span lang="FI">ggerutu. </span><span lang="SV">Sahabatnya yang satu ini memang hobi banget ngagetin orang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Eh...kok ngedumel? Anak gadis ga boleh hobi ngedumel lho. </span><span lang="FI">Ntar bisa jauh dari jodoh”.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">”Bodo ah....”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">”Eh...ga percaya. Itu kata orang tua jaman dulu lho, Swear”, Nayla mengacungkan 2 jarinya dengan wajah sok innocent. Dia ga sadar jilbabnya mencong, maklum Nayla baru seminggu mulai pake jilbab.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">”Sok teu..deh. Lagian apaan juga pake swear2. Ga islami banget seh...”,sembur Ra gemas sambil membetulkan jilbab sahabatnya itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">“By the way nih, kalo boleh tau lagi ngelamunin apa seh Ra”?, tanya Nayla hati-hati. Dia tau banget kalo sahabatnya ga suka dipaksa untuk bercerita.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">”Biasalah, Nay...mas Awang. </span><span lang="SV">Sampe sekarang ga kasih kabar apa-apa” ,jawab Ra sendu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="PT-BR">“Emmm..dia lagi tho. Kirain..mikir apaan. Serius banget. Kamu itu, Ra. kayak ga ada yang lebih penting aja buat dipikirin”.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Gubrak...ucapan Nayla barusan bener-bener masuk kedalam dasar hati Ra. Kayak Ga ada yang lebih penting??!! Ya Rabb..emang siapa mas Awang. Sampe-sampe Ra harus selalu memikirkannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Ra...maaf, aku ga maksud...”,buru-buru Nayla menjelaskan maksudnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Sudahlah..never mind. Lagian kamu bener banget..Makasih ya, Nay udah ngingetin.”, potong Ra sambil memeluk Nayla yang kebingungan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Ra...kamu ga papa kan? Aku...”, Nayla makin bingung harus berkata apa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Ga papa. </span><span lang="FI">Emang aku keliatan kenapa sih? Kamu udah selesai kan? </span><span lang="SV">Gordon en togamu udah diambil? Kalo udah kita pulang yukk”, jawab Ra riang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Nayla yang hanya bisa mengangguk akhirnya menurut saja tanpa protes ketika Ra menarik tangannya untuk pulang.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="SV">***</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Malam ini Ra duduk bersila dikasurnya. Tadi pagi dia baru aja diwisuda. </span><span lang="FI">Ucapan selamat melalui telpon dan sms tak henti-henti mengalir untuknya. </span><span lang="SV">Dari sahabat-sahabatnya dan juga dari ketiga abangnya. Dan yang paling mengharukan baginya adalah saat mama dan papa menciuminya dengan bangga. Akhirnya...Ra, si bungsu yang paling bandel. Anak perempuan satu-satunya di keluarga, dan juga anak yang paling bodoh dirumah ini bisa menyelesaikan kewajibannya. Ra senang banget...akhirnya bisa membuat mama dan papa bahagia. Dibukanya lembaran lusuh itu lagi...Mas Awang, Ra merasa udah jadi mutiara yang paling indah saat ini. Astaghfirullah...kok jadi narsis gini ralat Ra dalam hati. Ampuni hamba ya, Allah. Padahal semua ini bisa terjadi hanya karena Cinta-Mu semata. Terima kasih ya Allah...untuk segala keindahan ini. Terima kasih karena Engkau telah memberiku keluarga, sahabat dan orang-orang yang terbaik. Terima kasih...karena Engkau telah ijinkan hamba bertemu dengan mas Awang. Yang telah mengajarkan hamba tentang ikhlas, sabar en syukur. Ra bangkit, dia belum sholat Isya. Dia ingin mencurahkan semua perasaan bahagia dan syukurnya lewat sujudnya kepada The Truly of Love...ALLAH SWT.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="SV">***</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">Ringtone shalawat badar berbunyi tepat saat Ra selesai melipat mukenanya. Ada binar bahagia dimatanya saat melihat siapa yang mengiriminya sms. MasAwang...akhirnya.....</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span lang="SV" style="font-size: 10pt; line-height: 200%;">Ass.Wr.Wb..Selamat,Ra atas wisudanya. </span></i><i><span lang="FI" style="font-size: 10pt; line-height: 200%;">Semoga makin sukses. Keep Istiqomah ya....Wass.Wr.Wb</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Kok singkat banget, batin Ra. Ditekannya nomor itu...terdengar nada sambung alunan suara Opick menyanyikan lagu Tombo Ati.. Duh..Rabb, kenapa tiba-tiba jantungnya terasa berdegup lebih kencang? Perasaannya nervous...seakan dia akan berbicara dengan orang penting. Tutt...tutt...tutt..upss..terputus. Ra menekan tombol redial. Perasaannya semakin ga karuan...tangannya menjadi dingin, menanti sapaan salam dari mas Awang. Namun keningnya berkerut ketika telponnya terputus lagi. Dua kali dicobanya..tetap ga diangkat. Dikirimnya sms.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span lang="SV">Wa’alaikumsalam.Wr.Wb..mas kok ga mo angkat telp sih. Lagi bussy ya?Jangan bikin bingung,dong. Balas!!</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span lang="SV"> </span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Sampe satu jam lebih Ra tunggu..tetap ga ada balasan. Ada apa ya...tanyanya dalam hati. Kenapa sekarang Mas Awang jadi aneh seperti ini? Ga pernah sms..ga pernah mau menerima telponnya. Apa aku sudah menyinggung perasaannya?Diingat-ingatnya saat terakhir dia ngobrol ditelpon dengan Mas Awang. Ga ada yang salah..mereka cuma berdebat seperti biasa mengenai hidup. Mas Awang hanya mengomentari sifat Ra yang masih suka moody. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Hati-hati, Ra..jangan-jangan kamu kena <i>bipolar disorder</i>...”canda mas Awang saat itu. <i>Bipolar disorder</i> atau yang sering disebut dengan istilah manik-depresi adalah penyakit kejiwaan yang diakibatkan kelainan fungsi otak. Efeknya adalah, mood bisa mendadak berubah drastis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”ehh..maaf ya, mas. Aku ga pernah stress kok. Pola hidupku juga normal-normal aja..<i>no drugs and no alcohol</i> pula..so..ga ada faktor pencetus yang bisa bikin aku kena depresi...lagian semua orang normal juga pasti pernah ngalami perubahan mood,”balas Ra membela diri.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Eitss..jangan salah,non..manik-depresi bisa terjadi tanpa ada faktor pencetus. Emang sih..belum diketahui penyebab pastinya. Tapi yang jelas..kalo mood seseorang suka berubah-ubah ada kemungkinan dia bisa terkena <i>bipolar disorder</i>,lho...”. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Hiyy..Ra gemes sekali...mas Awang emang suka banget nakut-nakutin.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">”Tau ahh..lagakmu,mas...kayak psikiater aja..nyebelin!pokoknya aku ga akan dan ga mau kayak Britney Spears..titik..”. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Mas Awang tertawa kecil ”Iya deh percaya. <span lang="SV">Kamu ga akan seperti Britney Spears. Lha wong dia kafir,kok. Kalo kamu kan percaya sama ALLOH...Sang Pemilik Semesta.Tapi coba belajar dong buat ngontrol emosi, Ra. Katanya pengen hijrah jadi muslimah yang baik. Tapi kok tetep moody?Digodain dikit aja langsung nyolot..”.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Begitulah mas Awang..dengan caranya itu, dia selalu bisa menasihati Ra yang bandel, yang suka berkilah. Mas Awang berbeda dengan ketiga abangnya yang suka jengkel kalo Ra mendebat nasihat mereka. Dia tau bagaimana menghadapi Ra, terkadang nasihatnya tidak selalu terucap lewat perkataan, tapi juga lewat sms-sms tausiyah dan juga email. Seperti cerita mengenai kerang kecil ini, bisik Ra sambil meraih kertas lusuh yang tergeletak dikasurnya. Cerita ini ditulis mas Awang untuknya (katanya sih nyadur dari Internet), saat dia sedang kecewa dengan dirinya sendiri. Ketika itu proposal skripsinya ditolak untuk yang kedua kalinya. Ra sedih dan bingung. Sebagai bungsu, dia sering merasa tak berarti dibanding ketiga abangnya yang sudah sukses semua. Dan mas Awang yang mengetahui hal ini, mengirimkan cerita ini untuk <i>full up spiritnya</i>. Mas Awang tau, Ra bukanlah seseorang yang mudah menceritakan seluruh isi hatinya. Karena itu mas Awang ga mau menasihati Ra secara lisan, cukup melalui sebuah cerita. Inilah yang membuat Ra suka dengannya. Mas Awang itu cowok paling sabar, paling pengertian dan paling baik sedunia...walo kadang suka nyebelin.<i>Wait a minute</i>...apa yang tadi dia katakan?Suka..? Ra mulai salting memikirkan perkataannya sendiri. Apa bener dia suka dengan mas Awang. Suka dalam artian apa nih. Apa suka hanya dalam artian sebagai teman sharing atau dalam artian yang lain?Tapi kalo dia hanya menyukai mas Awang sebagai teman kenapa akhir-akhir ini dia suka merindukannya. Kenapa dia jadi deg-degan setiap akan berbicara dengan mas Awang. Kenapa disaat senang atau sedih, orang pertama yang diingatnya adalah mas Awang. Kenapa dia merasa mas Awang adalah orang yang penting dalam hidupnya.Ya Allah...kalo itu bener...berarti selama ini dia sudah melakukan zina hati? Ra...menghempaskan tubuhnya ke kasur. </span><span lang="FI">Dia lemas sekali. Ra merasa sudah melakukan kesalahan besar. Dia tak mampu menjaga hatinya. Dulu sahabat-sahabat mengajinya pernah memperingatkan dia mengenai kedekatannya dengan mas Awang. Saat itu Ra ngotot..dia dan mas Awang hanya bersahabat. Ra bersikeras dia hanya menganggap mas Awang sebagai abangnya, brother in islam. Dari mas Awang, Ra banyak belajar tentang hidup dan agama. </span><span lang="SV">Mereka cocok karena sama-sama memiliki visi to be a better human, everytime must be better. Sebenarnya Ra pernah merasa takut juga dengan hubungan ini. Tapi semua itu ditepisnya dengan keyakinan dia akan bisa menjaga hatinya. Toh mas Awang tinggal di kota yang berbeda. Mereka baru dua kali ngobrol secara face to face, itu pun dirumah dengan di dampingi mama dan papa. Tak pernah ada kontak fisik, walo sekedar untuk berjabat tangan. Mas Awang orang yang ngerti agama, dia tau batasan pergaulan dengan yang bukan muhrimnya. Tapi saat ini...tiba-tiba Ra meragukan kesucian hatinya sendiri. Dia harus mengakui, perasaannya terhadap mas Awang sudah bukan sekedar rasa seorang sahabat lagi. Itu bisa dilihat dari rasa kehilangannya akhir-akhir ini, saat mas Awang mulai menjauh darinya. </span><span lang="FI">Ya Rabb...ampuni hamba, tangis Ra. Dia teringat akan hadist Rasulullah Saw :”Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat daging, jika ia baik, baiklah jasadnya seluruhnya, dan jika ia rusak, rusaklah jasad seluruhnya. Ingatlah, ia adalah hati” (H.R. Bukhari dan Muslim). Duh...betapa rusaknya diriku ini ya Rabb...isak Ra. Bantalnya seketika basah oleh linangan air matanya. Dia teringat kata-kata Nayla kemarin. Sahabatnya itu benar. Akhir-akhir ini seperti ga ada yang lebih penting baginya selain memikirkan mas Awang. Ya Allah...ampuni hamba...ucapnya berulang-ulang. Hingga akhirnya Ra tertidur dalam lantunan istigfhfarnya, dalam linangan airmatanya.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="FI">***</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="FI">Pukul 03.00 pagi Ra terbangun. Matanya sembab. </span><span lang="SV">Kepalanya sedikit pusing karena dia tertidur dalam keadaan menangis. Air wudlu meringankan denyut dikepalanya. Cukup lama Ra hanyut dalam khusyuknya qiyamul lail. </span><span lang="FI">Tak henti-hentinya dia memohon ampun pada Allah atas kekotoran hatinya selama beberapa bulan ini. </span><span lang="SV">Ra juga memohon kekuatan agar dapat selalu menjaga kesucian hatinya. Ra ingin, setelah Allah dan RasulNya, selain papa dan abang-abangnya hanya laki-laki yang menjadi suaminyalah yang boleh mengisi hatinya. Yang bisa mendapatkan segenap cintanya. Ra menunggu shubuh sambil membaca Al Qur’an. Surat yang dibacanya adalah Surat Al Israa’. Hati Ra bergetar hebat saat membaca ayat 32 yang artinya adalah :”<i>Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan jalan yang buruk”</i>. Betapa Allah telah memperingatkan manusia dengan tegas mengenai zina, namun kenapa masih banyak manusia termasuk dirinya yang tenggelam dalam zina. Entah itu zina fisik ataupun hanya sekedar zina hati. Seharusnya Ra tidak menghalalkan alasan apapun untuk membiarkan dirinya dekat dengan lelaki yang bukan muhrimnya. Mas Awang adalah teman kuliah Bang Ridwan, kakaknya yang nomor tiga. Sebenarnya Ra sudah mengenalnya dua tahun yang lalu, saat menghadiri acara wisuda bang Ridwan. Tapi baru enam bulan ini mereka menjadi dekat, walo hanya sekedar melalui telpon dan sms. Ra merasa belajar banyak dari mas Awang mengenai konsep hidup dalam Islam. Sebagai bungsu, Ra tidak menerima perhatian secara penuh dari mama dan papa. Mereka begitu sibuk mengurus perusahaan yang mereka rintis dari nol. Beruntung Ra memiliki empat abang yang selalu menjaga dan mengarahkannya. Dulu Ra begitu bebal ketika abang-abangnya mencoba menanamkan nilai-nilai islami pada dirinya. Entahlah mungkin hidayah Allah belum menyentuhnya saat itu. Dan ketika dua tahun yang lalu ketika Ra telah mantap untuk hijrah menjadi seorang muslimah sejati, ketiga abangnya satu persatu malah pergi meninggalkannya. Kakak pertamanya, Bang Burhan di dipindah tugas ke Singapura. Bang Harun, Yang kedua bekerja di pertambangan lepas pantai Kalimantan. Kemudian Bang Ridwan setahun yang lalu mendapat tugas belajar ke Jepang dari perusahaannya. Ra yang tengah kehilangan figur seorang abang secara tidak sengaja mengenal mas Awang. Orang yang kemudian sangat intensif memberinya perhatian dan dukungan. Yang mengajarkannya banyak hal, tentang hidup dan islam. Duh...tapi itu tetap bukanlah suatu alasan yang bisa membenarkan kedekatan mereka. Terbukti akhirnya semua itu telah mengotori hati Ra. Ampuni hamba ya Rabb...bisiknya sendu.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<span lang="SV">***</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Setelah sholat shubuh, Ra membuka komputernya untuk mengecek email. Karena beberapa hari ini dia tak pernah sempat. Dan Ra bersorak girang saat menemukan email dari bang Ridwan. Email itu dikirim tadi malam. Dan sesaat kemudian, hatinya menjadi gerimis saat membacanya. Matanya pun mulai basah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span lang="SV">Assalamu’alaikum.Wr.Wb....Mutiara adikku tersayang.</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span lang="SV">Sekali lagi abang ucapin selamat buat wisudanya ya...maaf abang belum bisa pulang. Walo gitu abang selalu titip do’a buat kamu,dek. </span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span lang="FI">Ra sayang..abang mau minta maaf sama kamu. Abang sungguh nyesel, karena tindakan bodoh abang sudah menjerumuskan kamu. Sebenarnya, abang bingung waktu harus segera berangkat ke Jepang. Abang khawatir banget sama kamu. Saat-saat kamu sedang berjuang menyelesaikan skripsi, ga ada seorang pun yang bisa mendampingi. Karena itu, abang minta tolong sama Awang untuk mendekatimu. Agar dia bisa membantu seandainya kamu membutuhkan bantuan. Abang khilaf,dek. Abang lupa, bagaimana pun Awang bukanlah muhrim buatmu. Abang sudah menjerumuskanmu dalam lumpur dosa. Dari Awang, abang tahu kalo kesucian hatimu ternoda. Abang sedih sekali, waktu tahu betapa kamu menjadi begitu tergantungnya terhadap Awang. Sampe-sampe surat lusuh dari Awang selalu kamu bawa kemana-mana sebagai penyemangatmu (mama yang kasih tau). Dan bukan hanya abang saja yang merasa sedih, Ra. </span></i><i><span lang="SV">Awang juga. Dia merasa sedih dan bersalah karena ga bisa menjaga kesucian hatimu dan juga hatinya. Sebenarnya sejak awal ketemu kamu dulu dia sudah tertarik sama kamu,Ra. Hanya saja dia menunggu waktu yang tepat untuk bisa langsung meminangmu. Yaitu, ketika kamu sudah lulus kuliah. Awang laki-laki yang baik, Ra. Dalam kamus hidupnya dia tidak mengenal prinsip pacaran. Awalnya dia gak mau memenuhi permintaan abang untuk mendekatimu dengan cara seperti itu. Tapi abang telah memaksanya, dan berdalih supaya dia menganggap ini bagian dari proses ta’aruf. Maafkan abang...abang bener-bener khilaf. Abang terlalu sayang sama kamu, Ra. Terkadang rasa sayang berlebihan memang malah menjerumuskan orang yang disayanginya. Back to Awang...tadi dia meminta abang untuk memintakan maafmu. Kamu pasti tahu kan kenapa sekarang dia menjauhimu. Karena dia merasa berdosa, Ra. Dia ga ingin meneruskan hubungan yang gak syar’i ini. Yang hanya akan semakin merusak hatimu dan hatinya. Awang ingin segera meminangmu, dek. Bila kamu setuju, mungkin dalam waktu dekat ini. Abang akan membicarakannya dengan papa dan mama. Sebelumnya abang ingin tahu dulu pendapatmu mengenai ini. Besok pagi abang akan menelponmu. Sekali lagi abang ingin meyakinkanmu..kali ini abang gak akan salah, kalo Awang benar-benar laki-laki yang Insya Allah sesuai untukmu. Abang sudah lama kenal dengan dia. Dia pasti bisa menjadi imam yang baik untukmu, Ra. </span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span lang="SV">Wassalamu’alaikum.Wr.Wb</span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i><span lang="SV"> </span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Ra mengusap tetesan bening di pipinya. Ya Allah...benarkah ini? Benarkah mas Awang adalah jodoh yang telah dipersiapkan Allah untuknya? Diakah Cinta sejati yang akan menemaniku dalam perjuangan suci meraih cintaMu ya, Rabbb? Ra seakan tak percaya. Semuanya berjalan begitu cepat. Tak ada seorangpun yang dapat menebak rencana yang telah dibuat Allah. Ra merasa hatinya kini sedang bersemi, penuh dengan bunga-bunga indah bermekaran.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span lang="SV">Tiba-tiba terdengar senandung ustadz Jefri bershalawat badar dari Hp Ra. </span>Upps...Bang Ridwan calling...<span lang="SV"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Ra bingung bagaimana harus mengungkapkan perasaannya pada abangnya itu. Seandainya abangnya melihat., kini wajahnya bersemu merah jambu.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Surabaya 2004 by Rhie </div>
Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-45386738717155336732010-02-24T22:15:00.000+07:002010-02-24T22:20:29.465+07:00Semoga....Malam ini teringat cuplikan kisah Asma Nadia dalam bukunya "Catatan Hati Di Setiap Sujudku". Dimana dia bercerita bahwa sebuah doa yang dipanjatkan putrinya, Caca, membuatnya tercenung. Doa itu adalah : ”Aku berdoa semoga hubunganku dengan bunda lebiiih eraaat lagi!”.<br />Yup..doa yang begitu sederhana tapi dalam sekali maknanya. Terkadang kita lupa untuk berdoa seperti itu. Saat tengah bercanda dengan mama dan bapak, saat asyik bergurau dengan saudara, saat bercengkrama dengan sahabat2.. Sejenak teringat betapa banyak kisah yang telah terjadi, orang tua dan anak yang saling bermusuhan, sesama saudara yang saling menyakiti ataupun sahabat yang saling mencelakakan. Naudzubillahimindalik...<br />Rabb...mulai saat ini..aku juga memohon..semoga hubunganku dengan semua orang dalam hidupku bisa lebih erat lagi. Saling menyayangi, saling mengingatkan dan saling support dalam hal kebaikan. Semoga lisan ini terhindar dari kata2 yang menyakitkan...semoga gurauan yg tercipta tak pernah melukai siapapun..dan semoga hati ini penuh cinta dan kasih terhadap sesama.<br />Dan bila dulu aku berdoa agar dapat slalu hidup bersama orang-orang yang kucintai...kini aku hanya memohon..semoga aku bisa slalu mencintai orang2 yang ada dalam hidupku...Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-41191887440707888932010-02-17T23:51:00.000+07:002010-02-17T23:53:53.510+07:00Tulus En Ikhlas...Notes ini dari kisahku bersama seorang sahabat tercinta.<br /><span> Suatu saat ketika aku dan sahabatku berdiri di tepi jalan menunggu bis, seorang ibu separuh baya dengan anaknya menghampiri kami dengan wajah sedih. Dengan terbata bata dia bercerita kalo dia mau pulang ke desa, tapi tak punya ongkos krn dompetnya abis dicopet. Sahabatku bertanya pada si Ibu berapa ongkos utk pulang ke desanya. Si Ibu menjawab..ongkos bis ke desanya 12 rb per org. Dan seketika sahabatku mengeluarkan selembar uang 50 rb-an lalu menyerahkannya ke ibu itu. "Segini kurang tidak,Bu"..tanya sahabatku itu. Dan si Ibu dengan wajah sumringah menyambut uang itu sambil menggeleng-geleng..."ini cukup,nak..cukup". Kemudian setelah mengucapkan terima kasih berkali-kali si Ibu pergi bersama anaknya. Aku menatap sahabatku dengan sebuah pertanyaan, tapi sebelum mulutku berucap...sahabatku langsung berkata..."Please,mbak...s</span><div><wbr><span class="word_break"></span>aat ini jangan bertanya ato mengucapkan sesuatu yang bisa mengurangi keikhlasanku". Dan kuurungkan niatku untuk bertanya padanya pada saat itu.<br />Setelah sekian lama kejadian itu berlalu...kuberanikan diri untuk bertanya lagi pada sahabatku itu. Kenapa,saat itu dia begitu mudah mengeluarkan uang untuk Ibu tua itu. Apa dia ga takut tertipu, krn modus pura pura kecopetan itu sudah sering kulihat di terminal2 bis. Dan kenapa saat itu aku ga boleh berkata apapun padanya.Sahabatku tersenyum...dan menjelaskan. "Saat aku memberi ibu itu uang..aku hanya memposisikan andai diriku seperti si Ibu. Yang terpikir olehku..dia benar2 membutuhkan uang. Dan karena aku memang habis menerima rejeki lebih, apa salahnya klo kubagi padanya. Masalah dia menipu ato ga itu urusannya dengan Allah, mbak. Dan aku ga mo mengurangi keikhlasanku dengan memikirkan itu.Karena itu juga aku ga membolehkan mbak mengucapkan sesuatu yang bisa membuatku berpikir negatif". Subhanallah...Allah telah menciptakan hati yang demikian bening untuk sahabatku. Begitu tulus dan ikhlas...<br />Sejak itu kurenungi lagi..betapa sering berpikirnya aku setiap akan membantu orang lain. Takut ditipu..takut nantinya malah dimanfaatin terus...takut bantuanku di asumsikan lain...dan bla..bla..bla..begitu banyak pikiran negative yang terkadang muncul. Padahal bila setiap keinginan membantu orang lain itu tulus en ikhlas karena Allah semata..insya Allah apa yang kita lakukan tak pernah sia-sia.</div>Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-32940954975451257102010-02-11T22:03:00.000+07:002010-02-11T22:04:16.572+07:00Tersenyumlah..en semuanya akan baik-baik saja...:)Seringkali, bila kesedihan menyapa..rasanya dunia ini seakan runtuh. Rasanya diri terperosok dalam pedih, seakan kebahagiaan tak pernah mendekat. Rasanya seperti orang yg paling malang di dunia.<br />Padahal...dalam sebuah kesedihan, selalu ada hikmah yang bisa dipetik. Dalam keterpurukan...bisa kita temui sahabat2 yang setia menemani, memberi nasihat, menguatkan dan selalu mengingatkan.<br /><span> Didunia ini tak ada yang abadi, demikian pula kesedihan. Dikala sedih melanda...yakinlah..semuan</span><div><wbr><span class="word_break"></span><span>ya akan berakhir. Serahkan semuanya pada Pemilik Hidupmu.Lalu...tersenyumla</span><wbr><span class="word_break"></span>h..en semuanya akan baik-baik saja...:)</div>Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-92029330880634262652010-02-02T20:31:00.002+07:002010-02-02T20:43:50.442+07:00Cintaku Hanyalah Tulus...Saat aku mencinta...jangan pernah bertanya apa penyebab cintaku...<br />Yang aku tau...aku hanyalah mencinta...<br />Saat aku mencinta...tak banyak yang bisa kuberi..<br />Hanya Doa yang mengalir setiap saat dari relung hati terdalam...<br />Saat aku mencinta...jangan pernah coba tuk memadamkannya...<br />karena cintaku hanyalah Tulus...yang hanya berharap kebahagiaan sang tercinta...<br />Karena cintaku adalah kumohonkan dari Sang Maha Pecinta...<br />"Rabb...beri hamba hati yang selalu penuh cinta..."Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-34282829792227389942010-02-02T20:14:00.002+07:002010-02-02T20:31:15.390+07:00Rabb, Ajari Hamba untuk Pandai Bersyukur.....Beberapa hari ini....penuh dengan muram bagiku. Beberapa hal telah membuatku sedih dan merasa sangat tak berarti. Dalam sujud-sujudku...tangisku hanyalah untuk diriku sendiri. Hingga Sang Pecinta Sejatiku...membukakan hatiku, bahwa hidupku bukanlah untukku sendiri. Seorang sahabat bercerita mengenai musibah yg dialami adik tercintanya. Sebagai seorang kakak, aku bisa merasakan kesedihan itu. Tak bisa kubayangkan andaikata adikku yang mengalaminya. Dan..dalam sujudku...mulai kusisipkan doa untuk sahabatku itu dan keluarganya. Dan makin kumohonkan keselamatan bagi seluruh orang-orang yang kucintai.<br />Satu kisah sedih sahabat tercintaku telah menyentuh hatiku. Betapa ada kesedihan yang lebih sedih dibandingkan kesedihanku. Sejak itu...mulai kukuatkan lagi diriku...kuteguhkan hatiku...kutumbuhkan kembali semangatku...Mungkin aku telah kehilangan banyak hal...tapi..selalu Allah memberikan lebih banyak lagi dari kehilangan itu. Kebahagiaan...senyum...dari sekitarku adalah hal yang paling berharga.<br />Rabb,ajari hamba untuk pandai bersyukur...Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-28632857800205499912009-10-11T11:59:00.003+07:002009-10-11T13:07:43.088+07:00Tentang Seorang Bapak dan Tokek<div style="text-align: justify;">Tulisan ini hasil dari pertemuanku dengan seorang bapak beberapa hari lalu di terminal. Karena bete menunggu bis yg tak kunjung tiba, aq iseng memperhatikan bapak yg berdiri di sebelahku. Bajunya lusuh..memakai topi caping dan di bahunya terselempang selang dengan sebuah jerigen kecil. Dan yang menarik perhatianku..tangan kirinya menjinjing tas bambu. Seorang ibu disebelahku membuka pertanyaan dengan bapak itu. "Bawa apa,pak?"tanya si Ibu dengan pandangan menyelidik. Si Bapak sambil menghembuskan asap rokoknya menjawab cuek " Tokek,bu..". Si Ibu bergidik..mungkin beliau tipikal orang yg takut dengan reptil. Sedangkan aq...Aiiih...aihh..seketika mataku membelalak mendengarnya. Bukan karena aq menyukai reptil...coz,perlu dicatat aq juga ga suka dengan reptil terutama buaya darat...Hihihihi dendam kesumat,bo...*lha kok ngacooo siy,Rur...* Aq terperangah (cieee bahasanya..) karena teringat dengan tanggapan seorg teman dalam status FBku mengenai My Prince Tokek, Tokek yg selalu setia menemani malam2ku dirumah. Katanya Tokek bisa membuat kita bergelimang dengan uang. Coz..3 ons tokek bisa dihargai Rp. 20 jt...woooow...<br />Seketika, aq membayangkan bahwa sebenarnya bapak tua berbaju lusuh disebelahku ini sebenarnya adalah seorang jutawan, berkat profesinya sebagai penangkap tokek.<br />Ketika si Ibu yg *maybe* benci reptil itu berlalu..aq mulai mendekati bapak tua itu..Ahahha..udah ga ada saingan niiiy *Ruri kacauu*. Dan aq mulai bertanya-tanya.."wah banyak ya tokeknya,pak...*basa-basi mode on*.<br />Si Bapak tersenyum "ya lumayan lah,neng.."<br />" Mau dijual kemana,Pak? ke Restoran cina kah?" tanyaku sok teu..<br />" Ga..ada yg ambil " jawab si Bapak singkat.Waduuuuww..si Bapak cueeek pisaaan..grogi deh eike.. :)<br />"Per ekornya dijual berapa,Pak??" tanyaku dengan penuh semangat..<br />" Dua ribu,neng.."<br />Diiiieeeeenng...kaget banget dengernya..beda banget dengan bayanganku tadi..<br />Belum sempet aq bertanya lagi, bisku udah keburu dateng...akhirnya aq musti pamitan dengan si bapak. Dan untuk pertama kalinya beliau menanggapiku dengan antusias..."silahkan..silahkan,neng.." Ahahaha...kesannya bahagia gitu..<br /></div>Dan hari ini, setelah aq coba googling sana-sini mencari info soal tokek..semakin takjub lah aq dibuatnya..*Ahhh...sangat ketinggalan jaman sekali kau,Rur...:( *<br />Ternyata bisnis tokek sedang marak-maraknya...Dulu,aq emang pernah dengar soal khasiat tokek yg bisa nyembuhin penyakit eksim. Tapi kali ini ternyata ada lagi khasiat lain dari tokek, yaitu bisa menyembuhkan pasien pengidap HIV/Aids. Kabarnya...daging tokek diyakini bisa menurunkan kadar CD4 dalam darah penderita.<br />Dan harga yang ditawarkan untuk tokek-tokek ini sungguh amazing...betul2 sampe puluhan juta rupiah. Ini ni contoh iklan yang aq ambil dari sebuah web:<br /><br /><span style="font-style: italic;font-size:85%;" >Dicari <b>Tokek</b> / Tekek dengan spesifikasi sbb: Berat M inima l 3 ons ( tidak menerima lagi berat di bawah 3 ons ). <b>Harga</b>: 1. Bera t 3 ons – 3, 6 ons ( 300gr s/d 360gr ) : Rp 50 juta/ekor. 2. Berat 3, 7 ons – 3, 9 ons ( 370gr s/d 390gr<br /><br /></span><span style="font-size:100%;">Hmmm..</span><span style="font-size:100%;">aq jadi teringat lagi dengan si bapak tua...kenapa tokek2 tangkapannya hanya dihargai Rp. 2 ribu aja??Apa si Bapak ditipu oleh penadahnya?? Huhuhu..kejam nian andai benar seperti itu. Ato kah karena tokek2 si Bapak beratnya ga sesuai speknya? Tapi dari hasil googlingku..tokek seberat 0.5-1 ons sudah dihargai Rp. 25 rb. Aq yakin tokek2 yg dibawa si bapak itu ukurannya nyampe klo cuma segitu...huhuhu...Wallahualam,deh...Aq yakin Allah pasti menjamin rejeki si Bapak tua itu..<br />Duuh...dari sebuah pertemuan singkat dengan si bapak tua..aq mendapat banyak ilmu. Ga cuma sekedar tau khasiat tokek yg lain utk menyembuhkan HIV Aids (walo blm ada uji klinisnya siiy), tapi aq juga makin takjub dengan kemahaanNya...Subhanallah dari hasil googlingku aq baru tau klo ada tokek seberat 3.6 kg...<br />Hal yang aku sedihkan..andai semua tokek diburu..maka malam2ku bisa sepi. Udah gitu aq yakin DB akan semakin mewabah..karena predator nyamuk berkurang. Duuh..Tokek..<br /><br /><br /></span>Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-27118508433517507532009-09-22T11:31:00.002+07:002009-09-22T12:37:35.075+07:00Aku Ingin...<span style="font-size:85%;">(Sebuah Sajak dari Sapardi Djoko Damono)</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(102, 102, 204);">Aku Ingin</span><br /><br />Aku ingin mencintaimu dengan sederhana<br />dengan kata yang tak sempat diucapkan<br />kayu kepada api yang menjadikannya debu<br /><br />Aku ingin mencintaimu dengan sederhana<br />dengan isyarat yang tak sempat diucapkan<br />awan kepada hujan yang menjadikannya tiada<br /><br />Dalaaaaam...banget makna puisi diatas. Khususnya bagi hati yang tengah jatuh cinta.<br /><br />Dan ketika aq telah mencinta...aq ingin mencintainya hanya karena Allah. Berharap Allah akan meridhoi cinta ini untuk selamanya. Berharap Allah akan selalu mencintaiku,dirinya dan semua orang yg kami cintai<br />Dan ketika aq telah mencinta...aq ingin mencintainya hanya dengan tulus, karena aq tak memiliki apa pun yang berharga untuk kutawarkan lagi padanya<br />Dan ketika aq telah mencinta...aq ingin mencintainya bukan hanya untuk didunia saja, namun juga untuk akhiratku. Semoga ku bisa menjadi bidadari surga untuknya kelak<br />AminRuri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-2731124153546243942009-09-06T06:21:00.003+07:002009-09-06T06:48:29.833+07:00CintaMu..Dalam hening kucoba mengingat semua yang pernah terjadi. Tentang duka, airmata, tawa ria dan penyesalan yang telah berlalu. Semuanya tak ada yang abadi. Dan bila hingga detik ini aq masih tetap tegar berdiri dengan kedua kakiku, itu semua KarenaMu. Hanya karena CintaMu..aq bisa menyeka tetes airmataku, menepis duka, mengganti penyesalan dengan keikhlasan, dan menikmati semua tawa dalam syukur.<br />CintaMu membimbingku untuk dapat melihat kebesaranMu..<br />CintaMu tak pernah meninggalkanku sekejap pun..<br />Sekalipun kuhanya makhluk tak sempurna..penuh dosa dan khilafRuri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3820207376267511472.post-44909161913027870172009-06-26T22:32:00.003+07:002009-09-06T05:35:38.510+07:00Banyak Kata...Banyak kata ingin kurangkai...<br />UntukNya...<br />Untuk Seseorang...<br />Untuk Semua yang hadir dalam hidupku...<br /><br />Banyak kata ingin kurangkai<br />Tapi bibir ini kelu untuk berucap...<br />Jari-jari terasa lunglai untuk menggores pena..<br />Atopun untuk menyentuh tuts2 keyboard..<br /><br />Banyak kata ingin kurangkai...<br />Namun hanya bisa terucap dihati...Ruri Vidyahttp://www.blogger.com/profile/07474744899381040624noreply@blogger.com0