src="https://ajax.googlelapis.com/ajax/libs/jquery/1.8.3/jquery.min.js"type="text/javascript">

Wednesday, February 17, 2010

Tulus En Ikhlas...

Notes ini dari kisahku bersama seorang sahabat tercinta.
Suatu saat ketika aku dan sahabatku berdiri di tepi jalan menunggu bis, seorang ibu separuh baya dengan anaknya menghampiri kami dengan wajah sedih. Dengan terbata bata dia bercerita kalo dia mau pulang ke desa, tapi tak punya ongkos krn dompetnya abis dicopet. Sahabatku bertanya pada si Ibu berapa ongkos utk pulang ke desanya. Si Ibu menjawab..ongkos bis ke desanya 12 rb per org. Dan seketika sahabatku mengeluarkan selembar uang 50 rb-an lalu menyerahkannya ke ibu itu. "Segini kurang tidak,Bu"..tanya sahabatku itu. Dan si Ibu dengan wajah sumringah menyambut uang itu sambil menggeleng-geleng..."ini cukup,nak..cukup". Kemudian setelah mengucapkan terima kasih berkali-kali si Ibu pergi bersama anaknya. Aku menatap sahabatku dengan sebuah pertanyaan, tapi sebelum mulutku berucap...sahabatku langsung berkata..."Please,mbak...s
aat ini jangan bertanya ato mengucapkan sesuatu yang bisa mengurangi keikhlasanku". Dan kuurungkan niatku untuk bertanya padanya pada saat itu.
Setelah sekian lama kejadian itu berlalu...kuberanikan diri untuk bertanya lagi pada sahabatku itu. Kenapa,saat itu dia begitu mudah mengeluarkan uang untuk Ibu tua itu. Apa dia ga takut tertipu, krn modus pura pura kecopetan itu sudah sering kulihat di terminal2 bis. Dan kenapa saat itu aku ga boleh berkata apapun padanya.Sahabatku tersenyum...dan menjelaskan. "Saat aku memberi ibu itu uang..aku hanya memposisikan andai diriku seperti si Ibu. Yang terpikir olehku..dia benar2 membutuhkan uang. Dan karena aku memang habis menerima rejeki lebih, apa salahnya klo kubagi padanya. Masalah dia menipu ato ga itu urusannya dengan Allah, mbak. Dan aku ga mo mengurangi keikhlasanku dengan memikirkan itu.Karena itu juga aku ga membolehkan mbak mengucapkan sesuatu yang bisa membuatku berpikir negatif". Subhanallah...Allah telah menciptakan hati yang demikian bening untuk sahabatku. Begitu tulus dan ikhlas...
Sejak itu kurenungi lagi..betapa sering berpikirnya aku setiap akan membantu orang lain. Takut ditipu..takut nantinya malah dimanfaatin terus...takut bantuanku di asumsikan lain...dan bla..bla..bla..begitu banyak pikiran negative yang terkadang muncul. Padahal bila setiap keinginan membantu orang lain itu tulus en ikhlas karena Allah semata..insya Allah apa yang kita lakukan tak pernah sia-sia.

No comments: