src="https://ajax.googlelapis.com/ajax/libs/jquery/1.8.3/jquery.min.js"type="text/javascript">

Sunday, October 11, 2009

Tentang Seorang Bapak dan Tokek

Tulisan ini hasil dari pertemuanku dengan seorang bapak beberapa hari lalu di terminal. Karena bete menunggu bis yg tak kunjung tiba, aq iseng memperhatikan bapak yg berdiri di sebelahku. Bajunya lusuh..memakai topi caping dan di bahunya terselempang selang dengan sebuah jerigen kecil. Dan yang menarik perhatianku..tangan kirinya menjinjing tas bambu. Seorang ibu disebelahku membuka pertanyaan dengan bapak itu. "Bawa apa,pak?"tanya si Ibu dengan pandangan menyelidik. Si Bapak sambil menghembuskan asap rokoknya menjawab cuek " Tokek,bu..". Si Ibu bergidik..mungkin beliau tipikal orang yg takut dengan reptil. Sedangkan aq...Aiiih...aihh..seketika mataku membelalak mendengarnya. Bukan karena aq menyukai reptil...coz,perlu dicatat aq juga ga suka dengan reptil terutama buaya darat...Hihihihi dendam kesumat,bo...*lha kok ngacooo siy,Rur...* Aq terperangah (cieee bahasanya..) karena teringat dengan tanggapan seorg teman dalam status FBku mengenai My Prince Tokek, Tokek yg selalu setia menemani malam2ku dirumah. Katanya Tokek bisa membuat kita bergelimang dengan uang. Coz..3 ons tokek bisa dihargai Rp. 20 jt...woooow...
Seketika, aq membayangkan bahwa sebenarnya bapak tua berbaju lusuh disebelahku ini sebenarnya adalah seorang jutawan, berkat profesinya sebagai penangkap tokek.
Ketika si Ibu yg *maybe* benci reptil itu berlalu..aq mulai mendekati bapak tua itu..Ahahha..udah ga ada saingan niiiy *Ruri kacauu*. Dan aq mulai bertanya-tanya.."wah banyak ya tokeknya,pak...*basa-basi mode on*.
Si Bapak tersenyum "ya lumayan lah,neng.."
" Mau dijual kemana,Pak? ke Restoran cina kah?" tanyaku sok teu..
" Ga..ada yg ambil " jawab si Bapak singkat.Waduuuuww..si Bapak cueeek pisaaan..grogi deh eike.. :)
"Per ekornya dijual berapa,Pak??" tanyaku dengan penuh semangat..
" Dua ribu,neng.."
Diiiieeeeenng...kaget banget dengernya..beda banget dengan bayanganku tadi..
Belum sempet aq bertanya lagi, bisku udah keburu dateng...akhirnya aq musti pamitan dengan si bapak. Dan untuk pertama kalinya beliau menanggapiku dengan antusias..."silahkan..silahkan,neng.." Ahahaha...kesannya bahagia gitu..
Dan hari ini, setelah aq coba googling sana-sini mencari info soal tokek..semakin takjub lah aq dibuatnya..*Ahhh...sangat ketinggalan jaman sekali kau,Rur...:( *
Ternyata bisnis tokek sedang marak-maraknya...Dulu,aq emang pernah dengar soal khasiat tokek yg bisa nyembuhin penyakit eksim. Tapi kali ini ternyata ada lagi khasiat lain dari tokek, yaitu bisa menyembuhkan pasien pengidap HIV/Aids. Kabarnya...daging tokek diyakini bisa menurunkan kadar CD4 dalam darah penderita.
Dan harga yang ditawarkan untuk tokek-tokek ini sungguh amazing...betul2 sampe puluhan juta rupiah. Ini ni contoh iklan yang aq ambil dari sebuah web:

Dicari Tokek / Tekek dengan spesifikasi sbb: Berat M inima l 3 ons ( tidak menerima lagi berat di bawah 3 ons ). Harga: 1. Bera t 3 ons – 3, 6 ons ( 300gr s/d 360gr ) : Rp 50 juta/ekor. 2. Berat 3, 7 ons – 3, 9 ons ( 370gr s/d 390gr

Hmmm..aq jadi teringat lagi dengan si bapak tua...kenapa tokek2 tangkapannya hanya dihargai Rp. 2 ribu aja??Apa si Bapak ditipu oleh penadahnya?? Huhuhu..kejam nian andai benar seperti itu. Ato kah karena tokek2 si Bapak beratnya ga sesuai speknya? Tapi dari hasil googlingku..tokek seberat 0.5-1 ons sudah dihargai Rp. 25 rb. Aq yakin tokek2 yg dibawa si bapak itu ukurannya nyampe klo cuma segitu...huhuhu...Wallahualam,deh...Aq yakin Allah pasti menjamin rejeki si Bapak tua itu..
Duuh...dari sebuah pertemuan singkat dengan si bapak tua..aq mendapat banyak ilmu. Ga cuma sekedar tau khasiat tokek yg lain utk menyembuhkan HIV Aids (walo blm ada uji klinisnya siiy), tapi aq juga makin takjub dengan kemahaanNya...Subhanallah dari hasil googlingku aq baru tau klo ada tokek seberat 3.6 kg...
Hal yang aku sedihkan..andai semua tokek diburu..maka malam2ku bisa sepi. Udah gitu aq yakin DB akan semakin mewabah..karena predator nyamuk berkurang. Duuh..Tokek..


2 comments:

nugroho putu said...

ironisnya teori ekonomi...

selalu ada penindas yang beruntung, dan tertindas yang buntung.

Ruri Vidya said...

Yup...miris hatiku ngeliatnya,mas..tetep aja yg lemah yang jadi tertindas..*Sigh*